Gibran Sang Kuda Hitam Debat Cawapres
Oleh: Holy AdibGerakan mata dan gerakan tubuh yang berpindah-pindah menunjukkan bahwa ia ingin berkomunikasi tidak hanya dengan satu kelompok penonton, tetapi juga kelompok penonton lainnya di berbagai tempat di panggung debat.
Pendek kata, dalam proses berbicara, Gibran mengaktifkan seluruh tubuhnya untuk menekankan makna kata-kata.
Tentu saja ia melakukan itu sebagai upaya agar penonton mudah memahami maksudnya, termasuk penonton yang menyaksikan debat lewat televisi atau YouTube, dan “menyihir” penonton supaya fokus memperhatikannya.
Ingat bahwa tujuan debat capres cawapres bukan hanya untuk menang berdebat dengan peserta debat, melainkan juga untuk merebut simpati masyarakat sebagai calon pemilih.
Upayanya berkomunikasi dengan penonton juga terlihat dalam sapaannya kepada penonton, misalnya, “Bapak dan Ibu yang saya hormati, Teman-teman sesama anak muda ….”
Paralingual Gibran komunikatif. Hal itu menunjukkan bahwa ia mengerahkan semua potensinya untuk menjadi unggul dalam debat tersebut.
Hal itu juga membuktikan bahwa ia bersungguh-sungguh dalam menghadapi debat cawapres, yang diprediksi oleh banyak orang sebagai acara yang mempermalukan Gibran.
Gibran benar-benar memanfaatkan acara debat tersebut untuk menunjukkan kemampuannya. Ia, yang selama ini terlihat lembek dan tidak pernah membalas serangan kata-kata kepadanya, malam itu justru “menyerang” Muhaimin dan Mahfud dengan kritik dan ledekan bermuataan candaan.