Girindra Sandino: Elektabilitas PSI Bikin Gusar Partai Lama
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga survei Charta Polititica mengeluarkan rilis bahwa elektabilitas Partai Baru, PSI mencapai elektabilitas 1,5 persen yang sebelumnya pada bulan Oktober 0,9 persen. Bahkan membuat gusar partai lama yang elektabilitasnya “nyungsep”.
“Menurut saya tidak saja kampanye PSI yang kontroversial, tapi pada sosok personal kader PSI yang terus berusaha keras membangun komunikasi dengan para pemilih, khususnya pemuda,” kata Peneliti 7 (Seven) Strategic Studies, Girindra Sandino dalam keterangan persnya, Senin (11/2).
Girindra menyebut Tsamara sebagai contoh yang selalu sukses menggapai target-target pemilih.
“Tsamara jika dilihat dari cara dia berkomunikasi dan kampanyenya selalu menggapai target-target pemilih yang pas,” katanya.
BACA JUGA: 7 Poin Kegagalan Politik Identitas Dalam Pertarungan Elektoral Pilpres 2019
Girindra menjelaskan dalam literasi ilmu politik ada segmentasi pemlih situasional dimana kelompok pemilih ini dipengaruhi oleh factor-faktor situasional tertentu dalam menentukan pilihannya. Segmen ini digerakkan oleh perubahan dan menggeser pilihan politiknya jika terjadi kondisi-konsi tertentu.
Dikatakannya, Tsamara yang sering tampil berhasil menciptakan kondisi tersebut dengan pro-kontra yang ada. Kedua, PSI berhasil melakukan pendekatan rational choice, yang mengungkap bahwa ada variable lain yang menentukkan dalam mempengaruhi pilihan politik seseorang. Jadi, para pemilih bukan saja pasif tetapi juga aktif dan bukan hanya terbelenggu oleh karakteristik sosiologis dan psikologis, tetapi bebas bertindak.
Faktor-faktor situasional ini dapat berupa isu-isu politik atau kandidat yang dicalonkan. Kita bisa menyaksikan bagaimana kader PSI, khususnya Grace dan Tsamara yang menghipnotis walau isu yang digadang kerap sensasional, isu perda syariah, kekerasan seksual, lantang dan melawan dalam bersuara kritis thd isu-isu feminism, isu-isu agama seperti di Jagakarsa, dapilnya.