Go Public di Daerah Kini Lebih Mudah
jpnn.com - SURABAYA – Saham perdana atau initial public offering (IPO) kian mudah ditawarkan di daerah. Self regulatory organizations (SRO) telah melebarkan sayap pusat informasi go public (PIGP) di daerah.
Setelah diresmikan di Jakarta pada 27 Juni 2016, empat kota lain menjadi lokasi PIGP. Empat kota tersebut adalah Surabaya, Medan, Semarang, dan Bandung.
SRO menilai potensi IPO perusahaan-perusahaan di empat kota itu cukup tinggi. ’’Ke depan kami terus tambah. Targetnya, dalam tiga bulan ke depan, ada 20 pusat informasi di 20 kantor perwakilan BEI seluruh Indonesia,” kata Dirut PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio setelah membuka Investor Summit and Capital Market Expo 2016 kemarin (18/8).
PIGP menyediakan berbagai fasilitasi bagi calon emiten. Mulai informasi, mengenalkan perusahaan kepada penjamin emisi, hingga berkomunikasi dengan direktur-direktur BEI via video conference.
Proses surat-menyurat akan dipermudah. Karena itu, calon emiten tidak perlu bolak-balik ke Jakarta. ’’Jadi, mereka bisa hemat waktu, uang, dan tenaga,” ungkapnya.
Di antara 561 emiten yang tercatat di BEI, 39 di antaranya berasal dari Jatim. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida terus mendorong agar perusahaan di daerah mau menjadi perusahaan yang terbuka.
’’Sebetulnya, ada satu BUMD (badan usaha milik daerah, Red) yang sekarang lagi persiapan go public. Tentu, semakin banyak perusahaan yang go public. Dengan begitu, sisi manajemen dan kapital akan semakin baik,” paparnya.
SRO dan OJK tidak hanya menargetkan penambahan jumlah emiten, melainkan juga investor. Di pasar modal, saat ini ada 104 ribu single investor identification (SID) dan 450 ribu unit penyertaan reksa dana. SRO dan OJK menargetkan 1 juta investor. (rin/c5/sof)