Golkar dan PDIP Pengusung Utama Politik Dinasti
jpnn.com - JAKARTA-Partai politik tampaknya masih pada pendirian bahwa praktik politik dinasti bukanlah hal yang negatif. Terbukti dengan masih banyaknya famili kepala daerah yang diusung untuk maju di pilkada serentak gelombang dua.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menyesalkan sikap partai-partai tersebut. Pasalnya, politik dinasti adalah praktik yang mematikan demokrasi.
”Politik itu bukan hanya perhelatan dinasti, tapi juga perhelatan rakyat,” ujar Ray dalam diskusi bertajuk 'Politik Dinasti: Apa Gunanya Bagi Republik dan Demokrasi?' yang digelar di Menteng East, Jalan Agus Salim, Jakarta Minggu (18/9).
Di Indonesia, lanjut Ray, politik dinasti adalah masalah serius yang sangat sulit untuk dihilangkan. Pasalnya, pengusung utama politik dinasti adalah dua partai paling besar di negeri ini, PDI Perjuangan dan Golkar.
”Dari dua ini, yang paling banyak itu Golkar. Seperti di Banten, Sulsel dan Sumsel,” bebernya.
Dia berharap ke depannya paradigma berpikir partai politi dapat berubah. Seharusnya, partai mengandalkan mekanisme kaderisasi dan pembinaan untuk mencari bibit-bibit baru pemimpin, bukan mengandalkan politik dinasti.
”Saya berharap Golkar bisa mulai terbuka terhadap regenerasi partai, tidak lagi terjebak politik dinasti,” imbuh Ray.
Hal senada dikatakan Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Fadli Ramadhanil. Menurut dia, sifat pragmatis dan kemalasan partai politik melakukan kaderisasi adalah penyebab utama maraknya politik dinasti.