Gratiskan Santri, Setahun Luluskan 1 Hafiz
”Saya memanfaatkan jaringan yang saya miliki. Dulu kan saya pernah mondok di 12 pesantren. Jadi, teman saya ada di mana-mana. Waktu saya mendirikan pondok, saya sebar informasi ke teman-teman, barangkali ada yang mau ke sini,” kata dia.
Agus menyatakan, dia tidak menarik uang sepeser pun dari santri.
”Untuk makan, pakaian, hingga sabun dan odolnya, saya yang nanggung. Begitu pun dengan sekolah mereka,” ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Agus memanfaatkan dana dari donatur untuk menghidupi santri-santrinya.
Ke depan, Agus berharap, Ponpes Tahfidzul Qur’an Al Falah bisa makin besar.
”Saya punya impian untuk mendirikan sekolah terpadu juga di sini. Jadi, anak-anak tidak perlu meninggalkan pondok untuk sekolah,” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Desa Bangelan Budiono menyatakan, Ponpes Tahfidzul Qur’an memang berdiri di lingkungan di mana ada banyak penduduknya yang menganut paham kejawen.
”Bahkan, di situ dulu ada paguyubannya. Tapi, paham itu belakangan makin luntur,” ujar Budiono. (***)