Gubernur Jabar: Pemuda Harus Jadi Benteng dan Teladan di Era Revolusi Digital
jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemuda di era revolusi digital harus menjadi benteng terhadap informasi negatif dan menjadi pelopor atau teladan untuk hal positif. Sebab, pemuda dihadapkan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang bermata pisau.
Dalam artian, satu sisi, pesatnya perkembangan teknologi memberikan jaminan kecepatan informasi yang akan meningkatkan kapasitas pengetahuan. Namun di sisi lain, informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme, juga mudah didapat bila tidak dibendung dengan karakter positif dalam berbangsa dan bernegara.
”Harus hati-hati dengan kemajuan teknologi. Saya kira kita pahami semua bahwa revolusi digital ada dua sisi, positifnya mempercepat informasi tapi sisi buruknya hal-hal negatif juga mudah hadir,” kata Ridwan Kamil dalam upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 Tingkat Provinsi Jabar di area Sport Arcamanik, Kota Bandung, Senin (28/10).
”Jadi diharapkan pemuda Indonesia khususnya Jawa Barat jadi benteng terhadap hal-hal negatif dan menjadi pelopor atau teladan untuk hal positif,” tambah Emil - sapaan akrab Ridwan Kamil.
Emil menambahkan, pemuda dituntut untuk memiliki karakter, kapasitas, inovatif, kreatif, mandiri dan unggul dalam menghadapi persaingan secara global.
Selain itu, pemuda diharapkan memiliki karakter tangguh yaitu memiliki moral dan karakter kinerja, bertakwa, berintegritas, jujur, santun, bertanggung jawab, disiplin, pekerja keras dan cerdas. Pemuda juga harus memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mumpuni.
Berkaitan dengan itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar pun terus berkomitmen mewujudkan pemuda yang mampu menjawab tantangan zaman serta menjadi teladan pada masyarakat, inovatif, dan bisa bersaing global.
”Jabar mayoritas penduduknya pemuda, organisasi kepemudaan juga sangat banyak, kita sudah banyak mendorong, termasuk membangun fasilitas pemuda. Seperti gedung Creative Center, tidak lain agar pemuda punya aktivitas kreatif, pemuda itu yang penting sibuk tapi yang positif,” tutur Emil.