Guru Kaget saat Tiba-Tiba Digerebek Mucikari
jpnn.com - BANYAK anak-anak di sekitar lokalisasi Dolly dan Jarak yang tidak pernah tersentuh kelompok bimbingan belajar. Alasan klasiknya, tidak ada biaya. Tapi, sejak awal April ada program My Home yang dikelola Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag). Sebuah program bimbingan belajar gratis bagi anak-anak kompleks pelacuran.
* * *
JALAN Kupang Gunung Timur, salah satu gang di kompleks Lokalisasi Dolly, masih tampak lengang pada pukul 13.30 Sabtu lalu (17/5). Belum ada satu pun wisma yang memutar musik. Hanya terlihat beberapa penjaga duduk-duduk di depan wisma yang pintunya masih tutup.
Setelah 30 menit kemudian, beberapa anak berdatangan. Mereka masuk ke salah satu bangunan di antara wisma-wisma tersebut. Mereka mengayuh sepeda dan sebagian lagi berjalan kaki. Setiap anak juga membawa peranti komplet. Mulai buku, pensil, penghapus, hingga penggaris. Siang itu seorang pria berkaus merah menyambut bocah-bocah tersebut.
Rumah yang dituju anak-anak itu memang beda. Bangunan berlantai dua tersebut terlihat baru dengan cat abu-abu yang masih cling. Di bagian teras terdapat jajaran kursi. Di bagian dalam, sebuah ruang berukuran sekitar 5,5 x 8 meter disekat menjadi dua ruangan.
Dindingnya ditempeli berbagai gambar. Mulai aneka jenis binatang hingga tokoh kartun imut seperti Hello Kitty. Sebuah papan tulis putih dan meja belajar dengan berbagai gambar menghiasi ruang tersebut.
Kalau rumah-rumah di sekitarnya ditempeli nama wisma –bahkan beberapa dipasangi logo minuman beralkohol–, bangunan itu tidak. Di depannya justru ada spanduk bertulisan, ”Bimbingan Belajar Gratis”.
Ya, itu memang tempat belajar. Pesertanya adalah anak-anak yang tinggal di area prostitusi tersebut. Adalah Kristiawan, si kaus merah itu, yang menjadi koordinator Bimbingan Belajar My Home, nama tempat belajar bareng tersebut.