Guru SPK SMA Pribadi Wajib Ikut Pelatihan, Sekali Sepekan
Hal tersebut dibenarkan Kepala Sekolah SMA SPK Pribadi Billingual School Bandung, Rahmat Hidayat. Menurut dia, hanya dua guru asing selebihnya tenaga pendidik WNI.
Dia menambahkan, selain sains dan seni, SPK Pribadi membekali siswa dengan pemahaman agama. Selain bertujuan mengenalkan siswa dengan pribadi panutan, juga untuk menangkal bibit radikalisme di lingkungan sekolah.
"Semua siswa ada guru agamanya masing-masing. Di asrama ada azan, dan setiap Minggu siswa Katolik dan Kristen ada pembina yang mengarahkan mereka ke gereja. Sebab mereka berasal dari seluruh Indonesia," kata Rahmat.
Rahmat juga menekankan tiga pilar utama kepada para siswa, di mana ketiga pilar tersebut menjadi kunci agar para peserta didik tidak terjun dalam doktrin-doktrin kekerasan.
Tiga pilar tersebut adalah Allah, Bangsa, dan Perdamaian. Karena tiga pilar itu, maka otomatis jauh dari doktrin kekerasan.
Untuk meningkatkan kompetensi guru, Rahmat mengatakan, pihaknya mewajibkan para tenaga pendidik mengikuti pelatihan (in house training) setiap Sabtu, untuk mengetahui ilmu pendidikan terbaru.
"Konteksnya tentang metode mengajar, pedagogi ter-update. Kami undang pengawas sekolah untuk in house training tiap Sabtu. Akhir semester juga ada tes, untuk mengecek apakah kognitif mereka terupdate atau tidak. Termasuk juga bahasa asing. Kalau bahasa asing mereka sudah expired, harus diperbarui. Karena itu juga berpengaruh dengan pendapatan," bebernya.
Kepsek SPK SMP Pribadi Muhammad Budiawan menambahkan, peran guru sangat vital. Itu sebabnya, sekolah ini tidak melibatkan dosen dari universitas saat membimbing siswa dalam sains maupun seni tetapi murni hanya guru di sini. Ini agar para guru ini dekat dengan siswa.