Gus Halim: Saya Sangat Berharap Program Tekad Bisa Dinikmati Warga Desa
jpnn.com, BALI - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berkolaborasi dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) melalui Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) melaksanakan tiga fokus garapan, yakni berupaya menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia khususnya di desa-desa.
“Dalam program ini, Kemendes PDTT bersama-sama dengan IFAD berusaha untuk mempercepat rencana tujuan pembangunan desa,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar saat membuka Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Bali, Rabu (13/4).
Lebih lanjut menteri yang akrab disapa Gus Halim itu mengingatkan agar setiap melaksanakan Program Tekad berdasarkan pada data mikro alias data berbasis SDGs Desa.
Menurutnya, melalui data mikro yang menjadi target capaian akan berhasil, karena dijamin tepat sasaran.
Gus Halim juga mengingatkan agar setiap Program Tekad dirancang berbasis masalah dan kebutuhan, bukan berbasis pada keinginan segelintir elit, baik itu elit desa maupun kabupaten dan provinsi.
“Saya sangat berharap agar program ini bisa dinikmati oleh warga desa, satu hal yang selalu saya tekankan, harus ada yang diterima oleh warga desa, beban anggaran yang kita alokasikan harus banyak yang dibelanjakan untuk warga desa,” tegasnya.
Sebagai informasi, Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad ini bertujuan merumuskan langkah-langkah praktis, sistematis, dan terukur untuk percepatan implementasi program.
Program Tekad diharapkan meningkatkan penghasilan sekitar 412.300 rumah tangga dan memberi manfaat untuk 1.855.350 orang di 500 desa inti, 1.220 desa klaster di 25 kabupaten dari 6 provinsi wilayah Indonesia Timur, yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).