Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Gus Jazil Ajak Lestarikan Budaya Pewayangan, Begini Alasannya

Minggu, 25 April 2021 – 21:10 WIB
Gus Jazil Ajak Lestarikan Budaya Pewayangan, Begini Alasannya - JPNN.COM
Wakil Ketua MPr RI Jazilul Fawaid (kanan) saat pengambilan video Program Seni Budaya bertajuk ‘Wayang dan Dakwah’ dengan lakon Semar Catur Bersama dalang kondang Ki Mantep Soedharsono di Studio TVRI, Jakarta, Sabtu (24/4/2021). Foto: Humas MPR RI

Menurut Gus Jazil, budaya dan agama adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan dipertentangkan. Wayang merupakan sebuah budaya yang di dalamnya juga sarat dengan ajaran-ajaran agama.

”Kata ‘santri’ dan ‘cantrik’ itu khas Indonesia, tidak ada di Arab Saudi dan negara Islam yang lain. Santri itu orang yang hidup di lingkungan pesantren yang didik oleh ulama, kiai untuk mengenal Yang Di Atas, Allah SWT. Nah cantrik itu dididik di sebuah tempat oleh brahmono, orang sakti agar dia tahu adat istiadat, tata krama, dan lainnya. Jadi agama dan budaya tidak bisa dipisah-pisah, harus berjalan beriringan,” urainya.

Menurut Gus Jazil, melalui kesenian wayang, diharapkan lahir masyarakat yang mengerti agama dan budaya.

”Kalau itu yang memimpin Indonesia, pasti bagus karena sesuai dengan akal budaya. Pemimpin itu harus mengenal Allah SWT, Tuhan, tapi juga harus tahu budaya, cara hidup bermasyarakat. Agama dan budaya tak hisa dipisahkan, jadi satu,” katanya.

Menurut Gus Jazil, wayang adalah akulturasi kebudayaan yang melampaui zaman. Wayang merupakan budaya memadukan antara agama dan budaya sehingga menjadi manusia yang utuh.

”Ada tontonan dan tuntunan. Nah, saat ini menjadi tantangan karena kita masuk zaman milenial, zaman now yang kurang mengerti budaya wayang,” paparnya.

Hal yang penting untuk diambil pelajaran dari wayang, tutur Gus Jazil, bahwa hidup adalah pertempuran terus menerus antara yang baik dengan yang salah, antara yang buruk dengan yang benar.

”Nah, hidup selalu ada musuhnya. Ada dua musuh, pertama musuh dalam diri sehingga harus topo broto, tarak (tirakat) dan lain-lain. Kedua musuh dari luar, yang fisik yang kelihatan,” katanya.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak masyarakat terutama generasi muda untuk melestarikan budaya pewayangan yang mulai kurang dikenal oleh kalangan muda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close