Gus Jazil Minta Pengelolaan Kekayaan Laut Indonesia Dimaksimalkan
"Terus terang, yang melahirkan waktu itu pendiri PKB, Gus Dur, yang menggeser orientasi darat ke laut, tetapi," kata Gus Jazil.
Ia menambahkan bahwa kekayaan Indonesia itu 64 persen ada di perairan dan kelautan. Daratan Indonesia lebih kecil bila dibanding laut. Dia menambahkan potensi geografi maupun geologi politik Indonesia juga belum mendapatkan manfaat yang cukup dari posisi yang sangat strategis sebagai poros maritim dunia.
Menurutnya, sebutan Indonesia sebagai poros maritim dunia itu juga patut dipertanyakan. "Apakah yang disebut poros itu apa seperti ini, betul-betul poros atau (sekadar) jargon saja poros itu dan belum bisa melahirkan kemanfaatan dan kesejahteraan,” kata dia.
Gus Jazil mengingatkan kebijakan regulasi tentang kemaritiman tidak hanya merubah cara pandang, tetapi juga cara-cara bertindak dengan kebijakan-kebijakan yang ada. “Masalahnya yang penting adalah bukan soal perubahan kebijakan, tetapi sejauh mana itu dapat memberdayakan nelayan atau masyarakat di pesisir,” kata Gus Jazil.
Menurut dia, perlu konsistensi dalam menerapkan kebijakan yang berorientasi pada pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat pesisir maupun kepulauan. Selain itu, kata dia, sumber daya seperti teknologi maupun infrastruktur yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat di pesisir dan pulau-pulau itu juga menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
“Kuncinya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang cukup, fasilitas yang cukup, apakah air bersih, listrik, dan lain-lain,” ungkap Gus Jazil.
Ia mengatakan kekayaan laut bisa menjadi berkah sekaligus bencana bila tidak mampu mengelola secara baik. Jangan sampai masyarakat yang ada di wilayah yang kaya sumber daya laut, menjadi miskin dan tidak sejahtera.
“Oleh karena itu kita di hidup di negara kepulauan yang terdiri dari lebih 17.500 pulau, supaya kepulauan yang sebesar itu, yang sebanyak itu memberikan manfaat kepada kemakmuran rakyatnya, kepada kesejahteraan kita semua,” kata dia.