Gus Muhaimin: Teknologi, Agama, dan Pasar Jadi 3 Kekuatan Dahsyat
Gus Muhaimin mencontohkan sosok yang sukses di Indonesia karena menguasai teknologi, yakni Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Perguruan Tinggi (Mendikbudristek), pendiri Gojek.
”Namanya Nadiem Makarim, penemu Gojek, jadi menteri saja milih. Ditanya Pak Jokowi, Nadiem mau jadi menteri apa? Karena dia memang hebat, menemukan Gojek, bisa membuat jutaan orang bekerja langsung dalam sehari. Bikin perusahaan dua tahun nilainya sudah puluhan triliun. Bisa membuat orang tergantung. Sekarang makan nggak pakai Gojek rasanya belum kenyang. Kalau enggak pesan pakai Gojek belum puas. Nah, Nadiem berhasil sebagai orang yang menguasai teknologi,” tuturnya.
Kedua, dalam kondisi sekarang, kata Gus Muhaimin, agama menjadi kekuatan yang sangat dahsyat di seluruh dunia. Agama menjadi tempat berlindung atas semua yang terjadi.
”Kegiatan keagamaan subur di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Para pengamat menyampaikan agama adalah kekuatan yang nyata,” katanya.
Oleh karena itu, Gus Muhaimin mengingatkan dengan menguatnya agama, jika tidak cerdas dan benar dalam memahami agama maka bisa malah menjadi radikalis ataupun fundamentalis.
”Kesalahpahaman dalam beragama menyebabkan pertikaian, pertentangan, salah paham. Halaqah Majelis Taklim seperti ini akan menjadi kekuatan yang menyatukan umat dan bangsa,” tuturnya.
Gus Muhaimin mencontohkan, di era pandemi, di Amerika Serikat (AS) saat Idul Adha lalu, kegiatan salat Id bisa diikuti hingga 100.000 jamaah. ”Agama menjadi kekuatan baru yang luar biasa dahsyat,” katanya.
Kekuatan sekaligus tantangan ketiga adalah kekuatan pasar. Menurut Gus Muhaimin, saat ini kekuatan pasar telah mendikte seluruh kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat dunia.