Habib Kiai
Oleh: Dahlan IskanYang menarik, ada juga perdebatan yang bersandar pada ilmu pengetahuan. Saling membuka kitab literatur.
Tidak ada media umum yang mencatat perdebatan itu. Mungkin dianggap lingkupnya terlalu sempit. Hanya menyangkut kalangan terbatas.
Akan tetapi, sebenarnya, di balik riuhnya media sosial, ada juga yang memprihatinkan: soal nasab (keturunan siapa) seolah terlihat seperti lebih penting daripada soal nasib.
Saya lihat, energi yang dikeluarkan untuk urusan nasab ini luar biasa. Termasuk energi untuk bertengkar.
Ada yang mencoba mencari jalan tengah: tes DNA saja. Tidak usah ribut. Toh, zaman sudah sangat modern. Sampai ada yang ingin melibatkan BRIN untuk tes DNA itu.
Mungkin masih dibayangkan tes DNA itu sulit sekali. Harus ke Amerika seperti yang saya lakukan 10 tahun lalu.
Namun, ada yang menolak ajakan tes DNA dengan dalil agama: tes DNA itu haram. Entah dari mana datangnya dalil haram itu.
Sekarang tes DNA sudah biasa. Sudah bisa dilakukan pun di Jakarta. Bahkan di beberapa tempat. Saya melakukannya lagi di Jakarta bulan lalu. Lagi tunggu hasil. Apakah sudah lebih terperinci dibanding 10 tahun lalu.