Habib Rizieq Heran dengan Pernyataan Jenderal Bintang Dua di Monas
jpnn.com, JAKARTA - Saat menyampaikan pleidoi, Habib Rizieq Shihab menyebut ada operasi intelijen hitam yang dilakukan untuk mengintimidasi dirinya dan keluarga.
Dia menjelaskan, dirinya mendapatkan perlakukan tidak enak sejak masih tinggal di Arab Saudi hingga balik ke Indonesia pada 10 November 2020.
Puncaknya menurut Habib Rizieq, pada tanggal 19 November 2020 saat sejumlah personel Komando Operasi Khusus (KOOPSUS) TNI mendatangi markas FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat.
"Sesuai aturan KOOPSUS ini tidak bergerak kecuali dengan Perintah Presiden. Saat itu entah siapa yang menggerakkan pasukan elite ini, namun yang jelas ini juga merupakan kelanjutan dari operasi intelijen hitam," kata Rizieq saat membacakan pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5).
Rizieq menjelaskan kedatangan KOOPSUS di Petamburan walaupun hanya lewat dan berhenti dengan menyalakan sirine di mulut Gang Markas Besar FPI, tapi sempat menakutkan warga.
"Ini adalah teror untuk saya dan keluarga serta para tetangga saya di Petamburan," sambungnya.
Rizieq juga menyebut Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman tidak punya nyali, menyusul pernyataan jenderal TNI bintang dua itu di Monas pada 20 November 2020.
Habib Rizieq menyebutkan tanpa ada alasan yang jelas, Pangdam Jaya mengancam, bahkan menantang FPI untuk berperang dan menurunkan semua baliho ucapan selamat datang HRS.