Habib Rizieq Shihab, Man of the Year 2021
Oleh: Dhimam Abror DjuraidSampai sekarang belum ada sosok yang bisa mengganti posisi HRS sebagai ‘’Imam Besar’’. Meski posisi itu bersifat ‘’self-proclaimed’’, diproklamasikan oleh para pendukung HRS sendiri, tetapi posisi itu menjadi kuat karena mendapatkan legitimasi dari para aktivis Islam politik.
HRS akan menjadi magnet besar yang akan memainkan peran signifikan dalam perhelatan politik 2024. Pada tahun itu HRS akan bebas dari penjara dan dia akan kembali terjun ke lapangan memimpin gerakan oposisi informal.
Gerakan ini akan menjadi gerakan parlemen jalanan ala mahasiswa di era 1960-an sampai 1990-an. Gerakan ini berpotensi besar untuk menjadi lokomotif yang akan menggandeng gerbong oposisi dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dan buruh.
Potensi HRS ini masih terjaga sampai sekarang karena secara praktis belum muncul tokoh oposisi yang punya kaliber nyali sekelas HRS.
Dengan potensi seperti itu HRS selalu diwaspadai oleh lawan-lawan politiknya. Ia didegradasi dan didiskreditkan dengan cara memotretnya sebagai representasi kelompok anti-Pancasila dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Lieus Sungkharisma sebagai penggagas MOTY 2021 sengaja memakai nama ‘’Masyarakat Peduli NKRI’’ untuk menegaskan kepada publik bahwa serangan terhadap HRS itu tidak berdasar.
Dalam berbagai kesempatan HRS sudah menegaskan komitmennya terhadap Pancasila dan NKRI. Namun, lawan-lawan politiknya bergeming dan tetap menganggapnya sebagai ancaman serius.
Bukan kali ini saja HRS dinobatkan sebagai MOTY. Pada 2016 organisasi Muslim Tionghoa Indonesia (Musti) dan Komtak (Komunitas Tionghoa Antikorupsi) juga memberikan penghargaan MOTY kepada HRS.