Hadiri HUT ke-1 Parle Senayan, Bamsoet Bicara Potensi Industri Makanan dan Minuman

Dikatakan Bamsoet, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri makanan dan minuman tumbuh 5,53 persen serta memberikan kontribusi sebesar 40,33 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas pada triwulan II 2024.
Sementara itu, menurut laporan dari Nikkei, Indonesia adalah salah satu pasar makanan dan minuman terbesar di Asia Tenggara dengan nilai pasar mencapai USD 140 miliar pada tahun 2023.
"Pertumbuhan ini didorong oleh perubahan demografi, di mana populasi milenial menjadi konsumen utama yang mencari pengalaman kuliner yang unik," jelas Bamsoet.
Bamsoet mengungkapkan sektor kuliner juga berperan penting dalam mendukung industri pariwisata.
Resto dan cafe, seperti Parle Senayan menjadi bagian dari wisata kuliner yang mendatangkan pengunjung domestik dan mancanegara.
Sektor ini berpotensi untuk saling mendukung, ketika pariwisata meningkat, permintaan untuk makanan dan minuman juga akan meningkat yang memberikan peluang lebih banyak bagi pelaku industri.
"Kehadiran Parle Senayan turut berkontribusi terhadap penerimaan negara dan daerah melalui pajak yang dibayarkan," ujar Bamsoet yang sekarang menjabat anggota Komisi III DPR.
Dia mengatakan sektor makanan dan minuman merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam penerimaan pajak nasional.