Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hadiri Milad PBB, Hasto Bicara soal Tradisi Intelektual dan Keislaman Bung Karno

Sabtu, 18 Juli 2020 – 19:49 WIB
Hadiri Milad PBB, Hasto Bicara soal Tradisi Intelektual dan Keislaman Bung Karno - JPNN.COM
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menyampaikan kata sambutan pada Milad ke-22 Partai Bulan Bintang (PBB) di Jakarta, Sabtu (18/7). Foto: Humas DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menceritakan tradisi intelektual pada pendiri bangsa atau founding fathers. Menurutnya, tradisi intelektual yang luar biasa di antara para pendiri bangsa itu dimulai dari membaca.

Hasto menceritakan itu ketika menghadiri Milad ke-22 Partai Bulan Bintang (PBB) di Jakarta, Sabtu (18/9). Dalam kesempatan itu Hasto membawa buku titipan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk partai pimpinan Yusril Ihza Mahendra tersebut.

Politikus asal Yogyakarta itu menuturkan, dahulu para founding fathers seperti Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh Masyumi Mohammad Natsir selalu membaca buku terlebih dahulu sebelum bertindak. Hal itu mencerminkan tradisi intelektualitas mereka.

"Sekarang, demo dulu baru membaca, kadang bahkan tidak membaca sama sekali. Makanya jadi banyak energi bangsa terbuang sia-sia," ujar Hasto.

Selain itu, Hasto juga menyinggung tentang upaya-upaya membenturkan Islam dengan Pancasila ataupun hal-hal lain menyangkut Bung Karno. Hasto menegaskan, Bung Karno justru mengobarkan Pancasila untuk memimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika melawan penjajahan.

“Seperti disampaikan Bung Karno, Pancasila adalah sebagai lead star atau bintang penunjuk arah bangsa ke depan. Atas kepeloporan bintang Pancasila itu pula, Indonesia di era Bung Karno melaksanakan Konferensi Asia Afrika 1955, di mana setahun kemudian bangsa Islam Maroko merdeka. Pakistan memperoleh bantuan militer dari Indonesia untuk merdeka sepenuhnya dari Inggris Raya," kata Hasto.

Lebih lanjut Hasto mengatakan, memang Bung Karno dalam kesehariannya menampilkan wajah kebangsaan. Namun, sambungnya, Proklamator RI itu adalah muslim sejati yang selalu melaksanakan salat lima waktu.

Bung Karno pula yang memaksa Uni Soviet mencari makam Imam Bukhari. Hasto mengatakan, Bung Karno mau berkunjung ke Uni Soviet asalkan penguasa negeri komunis itu menemukan dan merehabilitasi makam Imam Bukhari yang ternyata ada di Uzbekistan.

Hasto Kristiyanto membawa buku titipan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk Partai Bulan Bintang (PBB) yang tengah merayakan milad.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close