Hadiri Perayaan Waisak, Menko PMK Kutip Pidato Bung Karno 'Negara Bertuhan'
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mendorong umat Buddha di tanah air merefleksikan kembali ajaran-ajaran Sidharta Buddha Gautama yang penuh nilai universal, falsafah kehidupan, serta pencerahan tentang hakikat kehidupan umat Buddha yang sejati.
Mbak Puan mengatakan bahwa nilai-nilai universal dharma Sang Buddha tersebut penting artinya dalam membangun bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. "Saya mengajak saudara-saudara sekalian untuk senantiasa merenungkan kembali apa yang telah disampaikan Sang Buddha dan menebarkan kebaikan kepada sesama," ujar Menko PMK, saat hadir pada acara perayaan Waisak 2561 B.E, di Auditorium Buddist Building Indonesia, Jakarta, Minggu (14/5) malam.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Duta Besar Vietnam Hoang Anh Tuan, Bhiksu Prajnavira Mahasthavira, para pemuka agama Buddha, para tokoh agama, dan undangan lainnya.
Puan mengajak seluruh hadirin memfasilitasi anak-anak mendapatkan pendidikan yang cukup, agar terbentuk karakter manusia yang bertoleransi terhadap perbedaan, dan menekan kepentingan pribadi.
“Pendidikan Buddhist dengan tujuan keadilan sosial dan perdamaian dunia adalah sebuah tekad yang ingin dibentuk oleh umat Buddha. Dengan memberikan fasilitas pendidikan formal kepada generasi muda akan membuka jalan untuk pembangunan manusia yang berpengetahuan luas," kata Puan.
Mengutip pidato Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, Menko PMK mengajak umat Buddha dan segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada egoisme-agama. Hendaknya Indonesia suatu negara yang bertuhan.
"Marilah amalkan dan jalani kehidupan beragama dengan cara yang berkeadaban, yaitu dengan hormat-menghormati satu sama lain,” tambahnya.
Mbak Puan mengimbau seluruh umat Buddha di tanah air untuk menjadikan peringatan Hari Suci Waisak tahun ini sebagai momentum dalam membangun nilai-nilai luhur bangsa, untuk tetap menjaga sesanti yang ditulis dalam kitab Sutasoma, Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.