Hadiri Seminar di Malaysia, Bu Mega Mengutip Annisa
jpnn.com, KUALA LUMPUR - Presiden Republik Indonesia Kelima Megawati Soekarnoputri tampil sebagai pembicara seminar Kerja Sama Wilayah ASEAN di Putra Wolrd Trade Centre Kuala Lumpur, Selasa (14/3).
Megawati dalam pidatonya di seminar bertema Hentikan Kekerasan Seksual Terhadap Anak-Anak itu mengutip ayat dalam Alquran tentang posisi kaum perempuan. Yang dikutip ketua umum PDI Perjuangan itu adalah Surah Annisa ayat (1).
Bunyinya adalah hai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu, dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah silaturahmi.
Megawati memahami ayat itu sebagai pesan tentang kesetaraan antara laki-laki dengan kaum perempuan. "Bagi saya, ayat tersebut merupakan pesan bagaimana seharusnya kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan dibangun dengan penuh kasih sayang dan hormat menghormati, bukan saling meniadakan, atau saling mendominasi," katanya sebagaimana siaran pers DPP PDIP.
Di seminar atas prakarsa istri Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak, Datin Paduka Seri Rosmah Mansor itu Megawati menjelaskan, perempuan dianugerahi sebagai makhluk yang bisa mengandung, melahirkan dan menyusui. Itulah yang membuat perempuan punya ikatan batin kuat dengan anak yang dilahirkan.
Karenanya Megawati menegaskan, memberi perlindungan kepada perempuan berarti melindungi anak-anak. Demikian juga sebaliknya,perlindungan terhadap anak-anak berarti melindungi kaum perempuan.
"Saya yakin, tidak ada serorang pun ibu yang tidak tersiksa batinnya, jika melihat anak-anak yang dilahirkan tidak memperoleh kehidupan yang baik. Bahkan, penderitaan sudah pasti dirasakan oleh seorang ibu yang harus berpisah dari anaknya,” ujar putri Proklamator Ri Soekarno itu.
Karenanya Megawati meyakini tidak ada seorang pun anak yang bisa bertumbuh kembang dengan baik tanpa kehadiran ibu sebagai perempuan yang melahirkannya. “Karena itulah, berbicara mengenai anak-anak, tidak mungkin melepaskannya dari isu tentang ibu,” tuturnuya.