Hadiri Seminar di Malaysia, Bu Mega Mengutip Annisa
Menurutnya, perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan mengalami kekerasan di ruang privat maupun publik. Kekerasan yang terjadi tidak hanya berupa fisik, tapi juga psikologis, kekerasan ekonomi dan kekerasan seksual.
Karenanya pula Megawati saat menjadi presiden langsung meratifikasi Konvensi ILO 182 Tahun 1999 tentang Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak. “Dua tahun kemudian, 2002, saya memutuskan lahirnya UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," tegasnya.
Selain itu Megawati juga menyitir pemikiran Bung Karno tentang perempuan sebagai ibu peradaban. Megawati menjelaskan, ayahya menulis buku berjudul Sarinah yang memuat semangat kuat sosok perempuan.
"Beliau menuliskan buku yang menjadi inspirasi perjuangan kaum perempuan, yakni Sarinah. Spirit Sarinah tersebut mengilhami saya," katanya.
Megawati pun mengklaim sebagai satu-satunya presiden di Indonesia yang getol memperjuangkan kaum perempuan dan anak. Hal itu bukan karena Megawati sebagai perempuan, namun karena pemahamannya bahwa watak dan karakter sebuah bangsa dimulai dari keluarga.
“Dalam filsafat nenek moyang kami, ada satu peribahasa yang sangat penting, yakni 'surga di telapak kaki ibu, bukan di telapak kaki bapak. Ini cerminan local wisdom yang hidup dan tetap relevan dalam era modern seperti ini," tuturnya.(ysa/rmol)