Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Haji Aseng

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 05 Juni 2022 – 07:08 WIB
Haji Aseng - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Setelah setengah jam melaju di atas air, ketemulah muara sungai Senyiur. Itulah salah satu anak Sungai Mahakam yang andal. Dalam dan lebar. Bisa dilayari tongkang batu bara berisi 7.500 ton.

Speed boat kami pun melaju ke arah hulu Senyiur. Sesekali speedboat harus mengurangi kecepatan. Yakni kalau lagi ada kampung di pinggir sungai. Berarti banyak jamban apung di pinggir sungai. Toilet di situ. Cuci baju di situ. Mandi di situ.

Speed boat kecepatan tinggi akan menimbulkan gelombang yang mengguncang jamban apung yang berderet di pinggir sungai.

Saya pernah tinggal di rumah kakak sulung di Karangasem, Samarinda. Rumahnyi masuk gang agak jauh dari Mahakam. Tapi mandi, toilet dan tempat cuci baju  di sungai itu. Saya bisa merasakan guncangan gelombang saat ada kapal lewat.

Menyusuri sungai Senyiur selama 3,5 jam bayangan saya ke tokoh ini: Yos Sutomo. Ia Raja Kayu di masa penebangan hutan masih diizinkan. Ia punya tambang 'emas hijau' di kampung kelahirannya itu. Ia lahir di desa Senyiur. Di zaman ia kecil perlu tujuh harmal berperahu untuk bisa sampai ke kampungnya dari Samarinda.

Tujuan perjalanan saya tidak jauh dari kampung halaman Haji Yos Sutomo itu. Ada tambang besar batu bara di situ. Bukan milik Haji Yos Sutomo. Bukan juga milik Haji Aseng. Yos Sutomo kini jadi Raja Properti di Kaltim. Haji Aseng jadi kontraktor besar penambangan batu bara.

Setelah memarkir speed boat kami harus menelusuri jalan besar sepanjang 65 Km. Yakni dari dermaga speed boat di sungai Senyiur ke arah tambang milik Bayan Reaources. Jalan inilah yang dibangun Haji Aseng. Jalan begitu besar yang dibangun di tengah hutan.

Itulah kekuatan uang batu bara. Bisa membangun jalan selebar itu sepanjang itu. Hanya dalam waktu satu tahun.

Yang mengajak salat itu Aseng. Itu nama panggilan. Nama lengkapnya Djie Tjin Seng. Ia pengusaha besar. Ia lahir di Tarakan. Besar di Balikpapan. Usahanya..,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News