Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Haji

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sabtu, 05 Juni 2021 – 08:22 WIB
Haji - JPNN.COM
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ada lagi haji yang biayanya dikasih orang lain dan bisa berangkat gratis. Haji ini dijuluki sebagai "Haji Kosasih" alias ongkos dikasih.

Mungkin karena di Jawa Barat maka namanya disesuaikan dengan nama Sunda, Kosasih. Namun, di Jawa Timur, ada haji gratis hasil patungan jemaah masjid. Haji seperti ini dijuluki sebagai "Haji Sokeh" alias disangga wong akeh, biaya dipikul banyak orang.

Ada lagi haji yang beruntung karena orang tua meninggalkan warisan yang cukup untuk berangkat haji. Haji seperti ini di kampung dijuluki sebagai "Haji Hasan" haji hasil warisan. Ada juga "Haji Dolah", berangkat haji setelah "ngedol sawah", jual sawah.

Ada lagi haji yang diberangkatkan oleh partai politik. Biasalah, partai politik perlu pencitraan supaya dianggap sebagai partai pro-Islam. Karena itu parpol membiayai anggotanya untuk berangkat haji. Sepulang dari Mekah haji ini dapat gelar "Haji Abubakar" alias "haji atas budi baik Golkar".

Namun, ada juga yang kasihan karena gagal berangkat haji gegara ditipu travel penyelenggara haji yang curang. Haji gagal ini lalu dijuluki "Haji Holik" dari hotel langsung balik. Atau di Jawa disebut "Haji Abdul Rasid", arep budal ora sida, mau berangkat tetapi gagal.

Karena kuota haji yang terbatas dan masa tunggu yang puluhan tahun, banyak calon haji yang sudah tidak sabar menunggu panggilan berangkat. Mereka ini dijuluki "Haji Simatupang", siang malam tunggu panggilan.

Saking kepinginnya berangkat haji, tetapi tidak punya biaya, ada sementara orang yang percaya bahwa berziarah naik ke puncak gunung tertentu sama saja dengan berhaji.

Maka masyarakat Sulawesi Selatan ada yang melakukan ritual haji dengan naik ke puncak Gunung Bawakaraeng lalu salat Iduladha dan menyembelih kurban. Dengan begitu mereka percaya sudah mendapat pahala sama dengan haji.

Kalau benar penundaan ini karena uang haji dipakai untuk biaya pembangunan infrastruktur, maka muncullah sebutan Haji Maskur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close