Hak Memilih TNI, Idealnya Mulai 2019
Minggu, 20 Juni 2010 – 06:37 WIB
Namun, lanjut dia, Pemilu 2004 dan 2009 malah diwarnai berbagai politicking yang melibatkan petinggi TNI. "Di kepala orang-orang mantan TNI, seperti SBY dan Wiranto, nggak usah bohong lah. Mereka juga masih nyospol. Bukan mustahil mereka masih ingin menggerakkan anak buahnya," katanya.
Bila tetap ingin dihidupkan lagi, Ikrar mengatakan, hak memilih bagi TNI idealnya diberikan pada Pemilu 2019. Sebab, secara matematis, itu berarti sudah ada jeda 20 tahun sejak TNI ditarik keluar dari politik. "Mudah-mudahan tidak ada lagi pada 2019, (generasi) prajurit yang pada 1998 ini masih berpangkat kolonel. Dengan demikian, jiwa nyospol sudah benar-benar hilang," tegasnya. Artinya, imbuh Ikrar, pimpinan TNI pada 2019 sudah TNI murni yang profesional. "Bukan lagi military politics atau military business," tegasnya.