Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hamdalah, Beginilah Kondisi Terkini Pasutri Miskin Penyantap Kadal

Kamis, 21 April 2016 – 18:08 WIB
Hamdalah, Beginilah Kondisi Terkini Pasutri Miskin Penyantap Kadal - JPNN.COM
Tarsono (dua dari kanan) dan Triyani (nomor 3 dari kanan) bersama aparat pemerintah Kota Tegal saat berada di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Suko Mulyo, Kota Tegal. Foto: Radar Tegal/JPG

jpnn.com - TEGAL - Pemberitaan tentang nestapa pasangan suami istri, Tarsono (38) dan Triyani (19) yang tinggal di kolong Jembatan Kali Cenang di jalur pantai utara (pantura) Jawa, Tegal akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Tarsono dan Triyani yang sempat menyantap kadal demi bertahan hidup karena saking miskinnya, kini menjalani rehabilitasi di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Suko Mulyo, Kota Tegal.

Rabu (20/4), keduanya diantar Camat Suradadi, Tri Guntoro ke Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Suko Mulyo di Jalan Dr Sutomo Kota Tegal. Meski selama ini Tarsono dan Triyani mendiami kolong jembatan yang ada di wilayah Kabupaten Tegal, namun keduanya sebenarnya tercatat sebagai warga Kota Tegal.

Begitu berita tentang Tarsono dan Triyani menyebar, maka Tri Guntoro langsung berkoordinasi lebih dulu dengan Dinsosnakertrans Kota dan Kabupaten Tegal, serta Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Keputusan pun diambil sehingga Tarsono dan istrinya sementara direhabilitasi di Balai Pelayanan Sosial Suko Mulyo.

“Persoalan seperti ini merupakan tanggung jawab bersama. Sehingga kami langsung mengambil tindakan terbaik,” kata Tri seperti diberitakan Radar Tegal.

Tarsono sebenarnya pernah punya penghasilan tetap. Ia pernah menjadi petugas bantuan polisi atau banpol. Ia menikahi Triyani yang sebelumnya menjadi peminta-minta.

Nasib buruk pun menerpa mereka. Rumah yang mereka huni ludes dilalap api.

Tarsono pun sudah lama memilih berhenti dari pekerjannya sebagai banpol. Akhirnya mereka tak punya penghasilan hingga tinggal di kolong jembatan. Keduanya hidup dengan mengharapkan belas kasihan warga.

Saat lapar datang dan tidak ada makanan, mereka tak jarang menyantap kadal di kolong jembatan. Sedangkan untuk minum, mereka mengandalkan air tebu dari perkebunan warga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close