Hamil 4,5 Bulan, Suwarti Rebut Emas Asian Para Games 2018
Raihan prestasi Warti di Asian Para Games sekaligus membungkam cemoohan orang-orang yang dulu mengejek kekurangannya. Semasa kecil, dia kerap dirundung teman sekolah maupun tetangganya di Pati, Jawa Tengah.
Namun, semua itu tidak lantas membuatnya patah arang. Justru menjadikan dia semakin giat berlatih tenis meja.
Warti mengungkapkan, tenis meja bukan olahraga pertama yang digelutinya, melainkan bulu tangkis. Namun, hanya bertahan setahun. Sebab, tidak ada klasifikasi tingkat kecacatan. Semua digabung. Sulit baginya untuk bersaing.
Pada 2006 Warti memutuskan untuk banting setir menggeluti tenis meja. Setahun berselang, dia mengikuti seleksi nasional para tenis meja yang digelar Komite Paralimpik Nasional Indonesia. ’’Dan ternyata lolos waktu itu. Alhamdulillah,’’ lanjutnya.
Kemudian, Warti berinisiatif melakukan latihan pribadi dengan Bejo Kustino dan kemudian bergabung dengan klub tenis meja Mitra Medika. Saat itu tujuannya cuma satu. Bisa mendapat medali emas seperti teman-temannya sesama penyandang disabilitas.
ASEAN Para Games 2007 Thailand menjadi turnamen internasional pertamanya di kancah Asia Tenggara. Tak main-main, Warti turun di tiga nomor. Ganda campuran, tunggal putri TT 8, dan tunggal putri open (gabungan semua kelas TT1-10). Alhasil, satu emas, satu perak, dan satu perunggu dari masing-masing nomor tersebut mampu diraihnya.
Kejayaannya terus berlangsung hingga seri 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dia sukses menggondol satu emas dari ganda putri dan satu perak dari tunggal putri. Kalah dari atlet asal Filipina Josephine Rebeta Medina.
Kini Warti menahbiskan diri sebagai juara Asia ganda campuran TT 8. Medali emas tersebut merupakan medali pertamanya di ajang multievent Asia. Capaian tersebut sekaligus mewujudkan janji kepada keluarga kecilnya sebelum berlaga.