Hanindhito: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Jangan Terjadi Lagi
jpnn.com, KEDIRI - Bupati Kediri, Jawa Timur Hanindhito Himawan Pramana angkat bicara soal tragedi di Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang menewaskan 125 orang suporter usai laga Arema FC vs Persebaya Sabtu (1/10) malam lalu.
Hanindhito meminta semua suporter sepak bola untuk belajar dari tragedi memilukan tersebut, sehingga ke depan tidak terjadi lagi insiden serupa.
Hanindhito yang juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Kediri Kabupaten (Persedikab) itu menegaskan bahwa tidak sepatutnya kecintaan terhadap sepak bola harus dibayar dengan jatuhnya korban baik meninggal dunia maupun luka-luka.
"Dari Stadion Kanjuruhan Malang kita belajar bahwa fanatisme, kecintaan, loyalitas, tidak sebanding dengan nyawa yang hilang. Jika sudah ada korban melayang maka hakikat atau keindahan sepak bola itu sudah hilang," katanya di Kediri, Senin.
Semua pecinta sepak bola, lanjut Mas Dhito sapaan akrab Hanindhito, diharapkan menjadikan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang untuk koreksi diri. Jangan sampai kejadian itu terulang di kemudian hari.
"Ke depan kita harus berubah, datang ke stadion dan pulang dalam suka ria, bukan suka duka. Bahwa kalah dan menang itu adalah bagian dari sepak bola," kata dia.
Bupati juga menyampaikan duka mendalam atas insiden kerusuhan usai laga Arema FC dengan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10) malam tersebut.
Insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu merupakan sejarah kelam bagi dunia sepak bola Tanah Air. Terdapat 125 orang meninggal dunia dan sekitar 280 orang harus dirawat akibat luka dalam insiden itu.