Hanya Bisa Mengeluh dengan Menulis Lirik Lagu di Dinding
Rabu, 08 Mei 2013 – 00:53 WIB
Selasa (7/5) JPNN menyempatkan berkunjung ke pabrik itu. Ya, begitu masuk, aroma penderitaan buruh yang disekap selama berbulan-bulan itu langsung terasa. Apalagi begitu menginjakkan kaki ke kamar para buruh. Tikar-tikar sebagai alas tidur buruh terlihat sangat kotor dan usang. Bahkan aroma tak sedap lantaran sirkulasi udara yang minim masih kuat terasa.
Di ruangan itu, buruh hanya diberi hiburan sebuah televisi 14 inchi. Tapi itu tak berfungsi lagi. Kipas angin mungil yang ada di sana juga rusak.
Tak jauh dari ruangan itu ada sebuah kamar mandi yang tak terlalu besar. Nampaknya para buruh harus berebut untuk mandi. Kondisi tempat buang hajat juga sangat memprihatinkan dan jorok.