Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hanya Hewan yang Bertarung, Manusia seharusnya Malu kalau Berkelahi

Jumat, 24 Juli 2015 – 08:14 WIB
Hanya Hewan yang Bertarung, Manusia seharusnya Malu kalau Berkelahi - JPNN.COM
Ratusan warga menyaksikan atraksi mapasilaga tedong atau adu kerbau di Tana Toraja. Foto: Diar Candra/Jawa Pos

’’Mereka masih polos dan entah kenapa tedong lebih menyukai anak-anak kecil sebagai penggembalanya. Kalau tedong tidak suka, pasti akan ada penolakan. Misalnya, susah dijinakkan dan cenderung berantakan,’’ tutur Palulun.

Apa yang didapatkan seorang pa’kambik? Menurut Alberto Malossa yang menjadi pa’kambik di Kete’ Kesu’ Toraja Utara, yang dia dapatkan bukan cuma upah dari pemilik kerbau. Tetapi, harga dirinya juga terangkat jika dibandingkan dengan rekan sebayanya di Kete’ Kesu’.

Abe, panggilan Alberto Malossa, yang belajar dari kakaknya menjadi pa’kambik mengaku asyik bisa menaklukkan seekor kerbau. Murid kelas 6 SD itu mengungkapkan, di antara 20 siswa di kelasnya, ada sembilan yang menjadi pa’kambik.

’’Kalau di kelas ngomongnya tedong terus,’’ ucap Abe yang kini merawat Masbulok, kerbau aduannya.

Untuk menjaga relasi batin dengan tedong-nya, Abe sering bercakap-cakap dengan Masbulok. Bahkan, dia tak segan mengolesi bibir tedong-nya dengan air liurnya. Menurut Abe, aktivitas itu membuat kerbau gembalaannya dekat dengan dirinya.

Abe sudah lima kali menjadi pa’kambik. Tetapi, di antara lima ekor tedong yang digembalakannya, tiga kerbau berakhir dengan kekalahan saat bertarung.

’’Kalau bayaran, sama dengan pa’kambik lain. Sekitar Rp 1,7 juta. Uang itu buat bantu mamak dan bayar sekolah,’’ tuturnya.

Sementara itu, menurut Plt Pemangku Adat Kete’ Kesu’ Layuk Sarangallo, banyaknya pa’kambik cilik punya banyak efek positif. Contohnya, banyak keluarga yang perekonomiannya terbantu. Namun, ada pula dampak negatifnya. Yaitu, banyak anak yang memilih putus sekolah hanya agar bisa menjadi pa’kambik.

BAGI masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Juli termasuk bulan favorit untuk melakukan Rambu Solo'. Yakni, upacara penghormatan terakhir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close