Harapan IPW Pada DPR Saat Menentukan Kapolri Baru
jpnn.com - JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane menilai ada dua persoalan besar di tubuh Polri saat ini. Yakni budaya korupsi, dan semakin buruknya hubungan Polri dengan masyarakat. Bahkan, kata dia, Komisi Pemberantasan Korupsi sudah menegaskan bahwa Polri sebagai lembaga terkorup di negeri ini.
"Sedikitnya ada 25 kasus korupsi besar yang mangkrak di Bareskrim, terakhir adalah dugaan korupsi plat nomor kendaraan yang melibatkan sejumlah perwira Polri," kata Neta, Rabu (2/10).
Dijelaskan Neta, kian buruknya hubungan Polri dengan masyarakat terlihat dari banyaknya kantor polisi dirusak dan dibakar.
Selain itu, kata dia, banyaknya anggota polisi dikeroyok masyarakat serta makin banyaknya anggota polisi ditembak mati di jalanan.
"Seharusnya kalangan DPR menyadari bahwa sejak tiga tahun terakhir hubungan Polri dengan masyarakat kian memburuk. Sehingga dalam menampilkan Kapolri baru, kalangan DPR perlu berorientasi untuk membenahi hal ini dan bukan membiarkan institusinya sebagai tukang stempel presiden," kata Neta.
Dalam memilih kapolri baru, Neta mengingatkan DPR jangan membiarkan presiden lebih berorientasi pada kepentingan politiknya tanpa peduli dengan kepentingan masyarkat.
"Sebab itu IPW menyayangkan sikap kalangan DPR yang sudah ramai-ramai mendukung Sutarman menjadi Kapolri menggantikan Timur Pradopo tanpa bersikap kritis dan melihat sisi negatif di balik pencalonan tersebut," kata Neta.
Menurutnya, sikap DPR seperti ini akan membuat Polri tidak akan pernah mendapatkan pimpinan yang ideal seperti harapan masyarakat. "Sehingga membuat Polri tidak akan pernah berubah," ungkap Neta.