Harbuknas 2024: Kemendikbudristek Luncurkan Sastra Masuk Kurikulum
Kepala Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo menyampaikan penguatan sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.
Praktik baik sastra merupakan upaya untuk menumbuhkan minat baca, meningkatkan kemampuan literasi, serta mengasah kreativitas dan penalaran peserta didik, sehingga berdampak pada terwujudnya generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
"Melalui diadakannya berbagai kegiatan yang menarik, diharapkan masyarakat akan terinspirasi untuk membaca lebih banyak buku, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka, serta mengembangkan budaya literasi, serta mengembangkan kreativitas dan imajinasi," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Anindito peluncuran “Sastra Masuk Kurikulum” sebagai penghargaan terhadap karya sastra Indonesia.
Tujuannya untuk memberi ruang yang lebih besar terhadap pemanfaatan karya sastra dalam implementasi Kurikulum Merdeka khususnya terkait dengan peningkatan minat baca, menumbuhkan empati, dan mengasah kreativitas serta nalar kritis murid.
Selain itu, pemanfaatan karya sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.
Praktik baik sastra merupakan upaya untuk menumbuhkan minat baca, meningkatkan kemampuan literasi, serta mengasah kreativitas dan penalaran peserta didik, sehingga berdampak pada terwujudnya generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
Sebagai kebijakan turunan dari Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, program “Sastra Masuk Kurikulum” didasari oleh tujuan Kurikulum Merdeka. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024, Kurikulum Merdeka salah satunya bertujuan untuk menguatkan kompetensi dan budaya literasi membaca.