Harga BBM Turun, YLKI Sarankan Ini untuk Pak Menteri
jpnn.com - JAKARTA – Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan mulai 1 April 2016, pemerintah menurunkan harga BBM sebesar Rp 500 per liter untuk premium dan solar serta disusul kebijakan Menteri Perhubungan (Menhub) akan menurunkan tarif angkutan umum sebesar 3 persen.
Kebijakan tersebut akan menjadikan Pulau Jawa sentris apabila mata rantai distribusi BBM di luar Pulau Jawa tidak diperbaiki. Persoalannya, menurut Tulus, bukan hanya harga BBM dan tarif angkutan umum, tapi juga rantai distribusi yang panjang, karena minimnya infrastruktur (SPBU) di luar Pulau Jawa.
“Akibatnya, masyarakat di luar Pulau Jawa, apalagi di remote area, masih membeli BBM jauh di atas harga resmi," kata Tulus, Kamis (31/3).
Karena itu, dia menyarankan, turunnya harga BBM seharusnya diikuti dengan perbaikan kualitas dan distribusi BBM. Jadikan momen turunnya harga BBM untuk memperbanyak volume BBM dengan RON yang lebih tinggi.
Di Malaysia misalnya, saat ini memasok BBM untuk masyarakat dengan RON 95. Sedangkan di Indonesia, lebih dari 85 persen masih dipasok dengan BBM RON 88 (premium). Sementara standar minimal Euro adalah Euro 2, dengan RON 92.
Selain itu, Tulus juga menyarankan turunnya harga BBM hendaknya jadi momentum untuk meningkatkan cadangan volume BBM nasional yang saat ini hanya cukup 19 hari.
“Kalau dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, termasuk Myanmar, yang cadangan BBM-nya cukup untuk tiga bulan," ujarnya.
Bahkan Jepang dan Korea cadangan BBM-nya cukup untuk 4 bulan. "YLKI mendesak pemerintah untuk meningkatkan cadangan BBM minimal untuk 30 hari. Pemerintah harus secara serius membangun tangki timbun, menyimpan dan memperbanyak cadangan," sarannya.