Harga Beras Melejit, Pedagang Menjerit
jpnn.com - JAKARTA- Para pedagang beras di wilayah Jabodetabek mengaku kelimpungan dengan kenaikan harga beras. Pasalnya, harga beras mengalami kenaikan beberapa kali dalam sebulan.
Bang Oja adalah salah satu pedagang yang menjerit. Pria 44 tahun itu terpaksa memborong hingga belasan ton agar beras yang dijualnya ke konsumen tak mengalami kenaikan.
"Saya terpaksa keluar modal ratusan juta untuk ambil stok beras di penggilingan. Kalau tidak begitu, saya jualnya susah ke pelanggan karena harganya naik terus," keluh mantan karyawan di salah satu perusahaan multinasional ini, Senin (24/8).
Dia menyebutkan, setiap bulan harga beras naik hingga dua kali. Sekali naik sebesar Rp 2 ribu. Itupun sudah di penggilingan Cianjur.
“Di penggilingan harganya memang sudah tinggi. Awalnya (sebelum puasa) Rp 8.800 per kilo, naik menjadi Rp 9 ribu, naik lagi Rp 9.200, berubah lagi menjadi Rp 9.600, naik menjadi Rp 9.800, dan sekarang Rp 10 ribu," bebernya.
Dengan harga Rp 10 ribu per kilo, pengusaha muda ini mengaku hanya mengambil keuntungan Rp 1000. Kepada pelanggan dia menjual beras Sentra Ramos kualitas premium Rp 110 ribu untuk sepuluh kilo.
"Situasi sekarang benar-benar parah. Harga dolar naik terus, makanya pengaruh sekali di harga beras. Yang susah kami ini mau tetapin harga juga susah, harganya berubah terus. Kalau harus ambil di muka terus, modal harus banyak sementara ekonomi sekarang lagi susah," tutur Oja. (esy/jpnn)