Harga Cabai Melonjak hingga 40 Persen
Sejauh ini, lanjutnya, banyak petani yang gagal panen karena masuk di musim pernghujan, sehingga area persawahan terendam banjir. Selain itu juga karena ada penyesuaian harga, menyusul tingginya harga bumbu, khususnya rawit merah dan hijau di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta.
“Pasar Kramat Jati Jakarta memang menjadi rujukan pedagang menentukan harga. Kebetulan saat ini harga bumbu, seperti rawit merah cukup tinggi, karena akses menuju pasar tersebut terhambat oleh banjir," katanya.
Pihaknya menegaskan tidak bisa melakukan pengendalian harga bumbu-bumbuan. Pasalnya, komoditi tersebut bukanlah komoditas yang tahan lama seperti beras. “Kami tidak bisa ikut campur mengendalikan harga, karena itu memang mekanisme pasar. Masyarakat diharapkan dapat mengendalikan tingkat konsumsi untuk mensiasati kenaikan harga tersebut," imbaunya.
Berdasarkan hasil pantauan Tim Dinperindagkop Banyumas, perkembangan harga eceran rata-rata kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional di Purwokerto mengalami kenaikan. Harga cabe rawit merah yang awalnya Rp 24 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 42 ribu per kilogram.
Sedangkan cabe rawit hijau naik dari harga Rp 21 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Namun demikian, untuk cabe merah kriting justru mengalami penurunan harga dari Rp 28 ribu per kilogram, turun menjadi Rp 24 ribu per kilogram dan untuk cabe merah besar, turun Rp 3 ribu dari Rp 26 ribu per kilogram menjadi Rp 23 ribu per kilogram. (bay/acd)