Harga Emas Naik Lagi, Ada yang Mulai Panik
Investor bergerak ke emas sebagai aset yang aman ketika pasar dibanjiri dengan uang tunai dari bank-bank sentral di seluruh dunia karena pemerintah mendukung ekonomi mereka, di tengah efek dari penguncian virus corona yang dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan ekonomi, ekuitas, dan mata uang terdevaluasi.
Indeks-indeks utama Wall Street tergelincir ketika perusahaan Amerika meluncurkan apa yang diperkirakan menjadi musim laba triwulanan yang menyakitkan karena pandemi virus corona.
Federal Reserve AS pada Kamis (9/4/2020) mengumumkan paket stimulus 2,3 triliun dolar AS untuk membantu mengatasi wabah. Krisis telah memaksa 16,8 juta orang Amerika untuk mengajukan tunjangan pengangguran sejak pekan yang berakhir 21 Maret.
Para menteri keuangan Uni Eropa pada Kamis (9/4/2020) sepakat untuk mendukung setengah triliun euro bagi ekonomi mereka yang terpukul virus corona, tetapi membiarkan pertanyaan terbuka tentang bagaimana membiayai pemulihan di blok itu menuju resesi yang curam.
Pandemi telah menginfeksi lebih dari 1,8 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan 113.849, memaksa negara-negara untuk memperpanjang penguncian dan bank-bank sentral mengumumkan langkah-langkah dukungan guna mengurangi korban finansial.
"Efek deflasi COVID-19 telah menjadi hambatan bagi emas. Tetapi tren ini akan berbalik pada emester kedua 2020 ketika respons kebijakan oleh pemerintah dan bank sentral mengumpulkan daya tarik," kata analis UBS dalam sebuah catatan.
"Dipimpin oleh pelonggaran Fed, kami sekarang memperkirakan suku bunga AS yang sebenarnya turun lebih dalam ke wilayah negatif dan bahkan mungkin menguji posisi terendah pasca-GFC (krisis keuangan global)," kata UBS.
Suku bunga yang lebih rendah juga mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.