Harga Gabah di Petani Tak Sebanding dengan di Pasar Induk
jpnn.com, BANYUASIN - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan, di musim panen raya Januari-Februari ini, harga gabah kering panen (GKP) di petani terus turun.
Namun, hal itu malah tak sejalan dengan harga di pasaran. Pasalnya, harga di pasaran cenderung stabil, meski ada penurunan tapi tak sebanding.
Salah satunya terjadi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), di sana terjadi penurunan sebesar Rp 300 per kilogram. Padahal, harga gabah di tingkat petani sudah mengalami penurunan sebesar Rp 800 hingga Rp 1.000 per kilogram.
"Itu di Cipinang turun Rp 300. Tapi di sini turunnya sekitar Rp 800 hingga Rp 1.000. Harusnya linier turun Rp 800 di lapangan di kota beras juga turun Rp 800," ucap dia usai panen raya di Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (29/1).
Dia menuturkan, beberapa hari ke depan harga gabah petani akan terus turun seiring dengan datangnya musim panen raya padi di berbagai daerah. "Kami pastikan besok itu turun, bahkan hari ini di bawah lagi," tegas dia.
Dia lantas mengatakan, pemerintah langsung bersikap agar harga gabah di tingkat petani tak turun terus. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap produksi hasil petani.
"Bulog antisipasi, ini panen raya sampai Mei. Aku produksi insyaallah lebih dari tahun lalu (81,3 juta ton). Rencana tahun ini di atas 80 juta ton gabah untuk padi," tandas dia. (mg1/jpnn)