Harga Kedelai Melambung
jpnn.com - CILEGON – Sejumlah pengusaha tahu dan tempe dikejutkan oleh naiknya harga kedelai. Selama tiga hari belakangan ini, harga kedelai merangkak naik sehingga membuat para pengusaha tahu dan tempe kelabakan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pada Rabu (22/8) lalu harga kedelai masih dikisaran Rp6.000 per kg. Namun pada Kamis (23/8), harganya naik menjadi Rp7.000 per kg.
Jumat (24/8), harga kedelai kembali naik menjadi Rp7.600 per kg. Kenaikan harga juga kembali terjadi pada Sabtu (24/8) menjadi Rp8.500 per kg. “Kenaikannya terjadi setiap hari, saya sendiri bingung apa penyebab kenaikan harga ini,” kata Tablawi, salah satu pegawai pabrik tempe di Kecamatan Cibeber, Sabtu (24/8).
Ia mengatakan, naiknya harga kedelai membuat pemilik pabrik buru-buru mengurangi jumlah tenaga kerja. Di pabriknya, jika sebelumnya buruh harian berjumlah enam orang, kini hanya dipertahankan empat orang saja. “Si bos langsung meminta dua orang tidak kerja dulu. Ini agar mengurangi ongkos operasional per hari,” keluh Tablawi.
Sementara itu, Tiri, pemilik pabrik tahu dan tempe di Kecamatan Citangkil, mengatakan, terpaksa mengurangi produksi tahu tempe mulai Sabtu (24/8). Jika sebelumnya ia menggunakan delapan kuintal kedelai, kali ini hanya menggunakan enam kuintal saja. “Selain itu ukuran tempe agak dibuat kecil sedikit. Sebab kami tidak mungkin menaikan harga tahu dan tempe di pasaran. Bisa-bisa semakin bangkrut karena tidak ada yang mau beli tahu dan tempe ini,” ungkapnya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui penyebab naiknya harga kedelai. Tiri juga khawatir apabila harga kedelai masih akan naik lebih tinggi. “Kenaikan harganya tiap hari Mas, saya tidak tahu apakah besok akan lebih tinggi lagi atau berhenti. Makanya kami kelabakan, bisa-bisa saya bangkrut,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan dan Pasar pada Disperindagkop Cilegon Muhamad Satiri mengatakan, kenaikan harga kedelai bukan karena barang langka. Ia memastikan jika stok kedelai di Ciwandan masih cukup hingga akhir tahun. “Kemarin kami sudah cek, stok kedelai masih aman. Jadi kenaikan harga ini murni karena keadaan pasar, bukan karena kelangkaan,” katanya.
Satiri mendapat informasi apabila naiknya harga kedelai akibat menurunnya produksi kedelai di beberapa negara importir kedelai. Ini merupakan imbas dari ketergantungan terhadap kedelai impor. “Meskipun stok aman, namun karena harga pasar naik maka harga kedelai melambung tinggi. Hal seperti ini tidak bisa kami intervensi, kami hanya bisa mengontrol ketersediaan kedelai di distributor,” ungkapnya. (quy/del)