Harga Minyak Turun Drastis
Rekor Terbesar Dalam Satu PekanMinggu, 20 Juli 2008 – 08:33 WIB
Pengamat perminyakan Kurtubi menyatakan, penurunan harga minyak itu mencerminkan adanya aksi ambil untung (profit taking) di kalangan investor. ’’Ada kekhawatiran perekonomian dunia akan melambat. Itu akan berpengaruh pada permintaan minyak. Para pemainnya sudah merasa mendapat untung banyak, sehingga mereka melakukan profit taking,’’ jelasnya.
Selain faktor tersebut, Kurtubi menilai faktor fundamental minyak masih cukup kuat. ’’Konsumsi minyak dunia secara riil terus meningkat, meski di AS ada kecenderungan menurun. Itu membuat minyak masih menjadi komoditas berfundamental sangat baik untuk investasi,’’ tegasnya.
Meski perekonomian AS terancam melambat, kata dia, permintaan minyak masih akan tertopang oleh geliat pertumbuhan Tiongkok dan India. ’’Karena itu, saya bilang penurunan (harga) ini hanya sementara,’’ katanya.
Kurtubi menegaskan, secara riil, konsumsi minyak dunia memang naik. ’’Tiongkok dan India misalnya, pemakaian kendaraan terus naik, sehingga ada tambahan permintaan,’’ jelasnya.
Faktor fundamental permintaan minyak mentah yang masih kuat itulah yang akan membuat harga minyak masih bisa terkerek naik. ’’Apalagi jika didukung faktor geopolitik yang membuat penawaran minyak tersendat,’’ ujarnya.
Berbeda dari Kurtubi, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengungkapkan, permintaan minyak dunia secara riil tidak naik. Sebab, perdagangan minyak sudah sangat mirip perdagangan saham. ’’Selama ini nggak benar dikatakan negara-negara besar bahwa permintaan minyak meningkat. Yang meningkat hanya permintaan surat-surat berharganya. Tidak meningkat secara fisik,’’ tegasnya.