Harga Tiket Pesawat Mahal Membawa Berkah Bagi Bisnis Hotel
jpnn.com, SURABAYA - Harga tiket pesawat justru mendongkrak tingkat okupansi hotel di masa mudik Lebaran 2019. Tempat-tempat wisata di Jawa Timur (Jatim) kebanjiran pengunjung dari berbagai daerah.
Karena melakukan perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan pribadi, para turis domestik itu otomatis menginap di hotel. Imbasnya, tingkat okupansi hotel di Jatim meningkat.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Herry Siswanto menjelaskan, perjalanan darat yang memakan waktu lama membuat hotel-hotel kebanjiran tamu. Sebab, mereka yang bepergian dengan mobil pribadi tidak mungkin melakukan perjalanan nonstop 24 jam. ’’Pasti akan istirahat atau menginap di hotel,’’ katanya kemarin (13/6).
Karena sebagian besar masyarakat yang menempuh perjalanan panjang tersebut adalah wisatawan, hotel di sekitar tempat wisatalah yang okupansinya melonjak. Namun, hotel di pusat kota juga terkena dampak positif. Banyak keluarga modern yang memilih menghabiskan libur Lebaran dengan staycation alias menginap di hotel karena asisten rumah tangga (ART) mudik.
Hotel-hotel Jatim pun lantas terlibat dalam perang promo dan paket Lebaran. ’’Mulai H-5 Lebaran, tingkat okupansinya mencapai 84 persen,’’ ungkap Herry.
BACA JUGA: Kepala BPS: Okupansi Hotel Turun juga Karena Tiket Pesawat Mahal
Selama semester pertama sampai bulan ini, tingkat okupansi hotel-hotel Jatim rata-rata mencapai 69 persen. PHRI optimistis, sampai akhir tahun nanti, tingkat okupansi hotel-hotel Jatim bisa lebih dari 76 persen.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Jatim Satriyo Wibowo menyebut tingkat penghunian kamar (TPK) atau okupansi sebagai salah satu indikator produktivitas usaha jasa akomodasi.