Harga Turun Drastis, Ayam Hidup Dibagi Gratis
Singgih menggambarkan bahwa kondisi produksi ayam hidup per minggunya mencapai 60 juta ekor, saat hari normal. Namun saat ini produksi bisa mencapai 65 juta ekor lebih per minggunya. Sementara itu, permintaan stagnan di angka 50-55 juta per minggu.
Hal itu bisa terjadi, menurut Singgih adalah karena jumlah bibit yang melebihi batas normal. Kelebihan suplai itu tak diimbangi dengan peningkatan permintaan. ”Tak seperti tahun lalu, permintaan ayam sangat jatuh usai Ramadan. Ini juga salah satu faktor produksi ayam tidak terserap,” jelas Singgih.
Menurut Pinsar, langkah jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah adalah instruksi untuk memangkas jumlah anak ayam (day old chicken/DOC) untuk segera memotong jumlah stok. Selain itu, pemerintah juga dinilai perlu mengawasi perusahaan besar dari industri pengolahan yang kelebihan stok ayam dan menjualnya ke pasar.
”Selain itu tentu saja mengawasi harga di hilir. Jangan sampai ada oknum nakal yang menahan harga ayam di level normal sementar di hulu harga jatuh. Supaya minat masyarakat untuk membeli ayam dapat meningkat,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu peternak yang juga salah satu anggota Pinsar di Jawa Tengah, Suroto, juga menyampaikan hal serupa. Suroto yang turun langsung ke acara bagi-bagi ayam di wilayah Solo, menegaskan bahwa kondisi bisnisnya sudah semakin kritis.
”Keuangan terpuruk. Dengan harga saat ini hasil penjualan tak bisa menutup biaya produksi. Sama-sama merugi, mending kami jadikan sodaqoh untuk membagi ayam secara gratis ke masyarakat,” keluh Suroto, saat dihubungi Jawa Pos.
Menurut Suroto, total ada sekitar 30 ribu ayam yang dibagikan secara gratis di wilayah Solo, Semarang, dan Jogjakarta. Dirinya mengaku sudah nyaris putus asa menunggu turun tangan pemerintah dalam membantu hal ini. ”Kami sudah sampaikan bahkan sejak awal harga jatuh. Tapi belum ada realisasi, seperti rencana pengurangan DOC itu juga tidak berjalan,” bebernya.
Suroto dan kawan-kawan juga berharap pemerintah bisa mengintervensi perdagangan di level hulu. Mereka berharap dalam kondisi seperti ini, HPP yang ada di level Rp 18.500 per ekor dapat diangkat naik. Tujuannya agar kerugian yang dialami peternak tidak semakin dalam.