Hari Gunawan, Atlet Bumerang Spesialis Trick Catch dari Surabaya
Juara Dua Tahun Berturut-turut, Bisa Tangkap Pakai KakiMendengar penjelasan tersebut, mereka kagum. Cara tersebut dianggap kreatif dan mampu mengurangi risiko kecelakaan. ”Orang Indonesia kan memang jagonya ngakali,” kata Hari. Selain dengan mengikatkan gerinda ke langit-langit, masih banyak lagi cara unik lainnya.
Hari punya resep untuk mengasah keterampilan bermain bumerang. Caranya bukan dengan melempar bumerang setiap hari. Tetapi, bermain nuchaku atau double stick. Hal yang sama dilakukan sebagian besar pemain bumerang di Indonesia. ”Bermain nuchaku bisa mengasah ketangkasan dan kelenturan pergelangan tangan,” ungkapnya. Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, dalam bermain nuchaku, pergelangan tangan aktif digunakan.
Selain ahli memainkan bumerang, dia cukup ahli dalam membuat bumerang. Berbagai material pernah dia coba untuk dijadikan bumerang. Mulai plywood (tripleks), polypropylene, hingga material ekstrem seperti helm.
Ya, bagi pemain bumerang di Indonesia, helm bekas dapat diolah menjadi bumerang. Membuatnya tidak dengan memotong helm tersebut, tetapi menggodok helm itu sampai meleleh, kemudian dipipihkan. Selanjutnya, bahan itu dipotong menjadi berbagai bentuk. Bentuk V, tiga siku, atau bentuk salib (cross).
Namun, eksperimennya dalam membuat bumerang tidak terbatas sampai di situ. Pada waktu senggang, dia juga membuat bumerang dari benda sehari-hari lainnya. Contohnya, ember cat, timba plastik, dan kaca. ”Sejauh ini saya suka bahan helm,’’ ungkapnya. (*/c6/dos)