Hari Guru Nasional 2019: Simak nih Curhat 2 Pimpinan Honorer K2
jpnn.com, JAKARTA - Sebagai guru honorer K2, sudah 15 kali Titi Purwaningsih ikut merayakan Hari Guru Nasional termasuk HGN tahun ini. Bersama rekan-rekannya yang lain, dia berbaris di lapangan mengikuti upacara peringatan HGN.
Sudah 15 tahun mengabdi sebagai guru honorer, dia tidak merasakan kesejahteraan sebagai tenaga pendidik. Dari honor Rp 75 ribu per bulan, kemudian naik menjadi Rp 150 ribu terus bertambah lagi ke angka Rp 300 ribu per bulan. Itupun harus menunggu tiga bulan untuk bisa menikmati gajinya itu.
Sebagai wali kelas VI di salah satu SDN Kabupaten Banjarnegara, Titi menanggung beban besar. Selain bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar, juga dibebani pekerjaan administrasi.
Namun, itu tetap dilakoninya dengan harapan suatu saat akan diangkat PNS. Seperti janji-janji awal mereka direkrut akan dijadikan PNS.
"Dulu kan yang honorer otomatis jadi PNS. Makanya saya dan teman-teman mau saja jadi guru honorer belasan tahun," kata Titi kepada JPNN.com, Senin (25/11).
Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) ini mengaku, sebagai manusia biasa terkadang ingin menyerah pada keadaan.
Tidak berjuang dan memilih berhenti jadi guru honorer. Namun, rasa itu kalah manakala melihat wajah-wajah polos para siswanya.
"Saya kasihan melihat mereka. Kalau bukan kami, siapa lagi yang mau mengajar di desa. Di sekolah saya ini, lebih banyak honorernya daripada PNS," ucapnya.