Hari Ini Mahasiswa Akper Ponorogo Gelar Aksi Lagi
Wakil Ketua Komisi D DPRD Ponorogo Ubahil Islam mengaku sudah mengetahui tentang aksi mahasiswa dan alumni Akper Pemkab tersebut. Namun baru sebatas melalui media massa dan belum sempat melakukan komunikasi langsung.
Ubahil mengungkapkan apa yang dilakukan mahasiswa maupun alumni merupakan salah satu upaya menyelamatkan nasib mereka sendiri. ‘’Saya sudah tahu itu, tapi sampai saat ini belum pernah ketemu mereka,’’ ungkapnya.
Penutupan kampus Akper Pemkab memang menjadi resiko terburuk jika bupati tetap bersikukuh tidak melepas aset lahan seluas kurang lebih 14.000 meter persegi itu.
Jika hal itu terjadi, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan mahasiswa yang masih menempuh perkuliahan di kampus tersebut adalah tetap menggabungkan dengan Poltekkes Malang.
‘’Sampai proses perkuliahan sejumlah mahasiswa yang ada sekarang selesai semua,’’ tuturnya.
Mengenai informasi tentang revisi lampiran surat permohonan pelepasan aset, Ubahil menjelaskan sudah mendengarnya.
Termasuk kabar bahwa bupati mengakui ada kesalahan dalam lampiran tersebut. Di mana lahan bekas RSUD seharusnya tidak disertakan.
Revisi lampiran itu, lanjut Ubahil, informasinya juga sudah dimasukkan ke DPRD sebagai pengganti lampiran lama. ‘’Tapi komisi D belum menerimanya. Jadi belum ada pembahasan soal itu,’’ jelasnya.