Hari ke-22 Rapid Test Massal BIN di Surabaya: Angka Reaktif Mulai Turun
jpnn.com, SURABAYA - Badan Intelijen Negara (BIN) telah menggelar rapid dan swab test massal di Surabaya sejak 29 Mei 2020.
Selama 22 hari pelaksanaannya atau sampai 19 Juni 2020, angka reaktif perlahan mulai turun dibanding awal-awal rapid test dimulai di ibu kota Jawa Timur ini.
Head of Medical Intelligence Sri Wulandari mengatakan, pada awal mulai gelaran rapid test masal dimulai, BIN menemukan jumlah warga reaktif hasil rapid cukup tinggi atau berkisar 20-25 persen Namun, memasuki hari ke-22 ini, Angka reaktif perlahan mulai turun di angka 10-15 persen.
"Awal-awal rapid ini dimulai itu angka reaktif tinggi sekali. Misal jumlah yang ikut rapid 700, yang reaktif bisa 200 sampai 300 orang. Tapi dalam 3 hari terakhir ini mulai turun jumlah reaktifnya di bawah 100, dengan jumlah peserta sama," kata Sri di Surabaya, Jumat (19/6).
BIN masih menyisakan satu hari lagi pelaksanaan rapid test massal yakni pada 20 Juni 2020 sebagaimana arahan langsung dari Kepala BIN Jenderal (purn) Budi Gunawan guna memutus rantai penyebaran COVID-19.
Sri menyampaikan dari analisis selama pelaksanaan rapid test ini, warga yang reaktif adalah warga yang memang punya gejala ringan seperti flu atau batuk. Mereka juga masuk dalam Orang Dalam Pengawasan (ODP) Pemkot Surabaya.
"Rata-rata mereka ada keluhan batuk atau flu. Mereka itu sudah ODP," ujarnya.
Sejak pelaksaan rapid test massal dimulai 29 Mei 2020, BIN sudah menggelar 42 kali di wilayah zona merah di Surabaya. Setiap harinya BIN Menggelar rapid test diiringi swab test di Dua lokasi yang berbeda.