Hari Kedua Unas, Laporan Makin Menggila
Pengaduan Kebocoran dan Kunci Jawaban Naik Berlibat-LipatJAKARTA - Pelaksanaan ujian nasional (unas) 2014 ini relatif lebih tenang ketimbang tahun lalu. Tetapi dibalik itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ternyata mencatat laporan kecurangan unas yang meningkat tajam dibandingkan tahun lalu. Meskipun begitu mereka tetap mempertahankan bahwa unas tahun ini kondusif.
Laporan meningkat tajam untuk kategori isu kebocoran soal ujian. Pada unas 2013 lalu Kemendikbud hanya menerima satu laporan kebocoran naskah ujian. Tetapi pada tahun ini laporan tentang kebocoran soal ujian itu naik menjadi tujuh kasus. Laporan ini baru terkumpul mulai H-2 unas hingga pelaksanaan unas hari kedua.
Peningkatan lainnya terjadi untuk laporan kategori isu peredaran kunci jawaban. Pada pelaksanaan unas 2013 lalu tercatat hanya ada dua laporan isu kebocoran kunci jawaban ujian. Tetapi pada periode yang sama di unas 2014 ini, pengaduan kebocoran kunci jawaban naik menjadi tujuh kasus.
Kemendikbud belum bisa mengevaluasi atau menganalisis peningkatan laporan bocoran soal dan kunci jawaban itu. Muncul dugaan peningkatan laporan ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah bisa "menyiasati" variasi soal unas yang mencapai 20 jenis itu. Tahun lalu laporan peredaran kunci jawaban dan bocoran naskah soal kecil, karena baru tahun pertama menggunakan variasi 20 soal ujian.
Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, rekapitulasi laporan sebaiknya dibaca dari seluruh item. Tidak hanya melihat laporan kebocoran naskah ujian dan peredaran kunci jawaban saja. "Total ada sembilan item kategori pengaduan," katanya kemarin.
Jika ditotal seluruh kategori itu, pengaduan menonjol unas tahun ini tercatat 23 laporan. Sedangkan dalam pelaksanaan unas 2013 pengaduan yang menonjol tercatat hingga 275 laporan.
Musliar mengatakan banyaknya laporan yang masuk pada unas 2013 lalu, disebabkan karena pendistribusian naskah unas yang kacau. Sehingga unas di sebelas provinsi mengalami penundaan.
Mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu mengatakan Kemendikbud sudah menindaklanjuti laporan-laporan dari masyarakat itu. Terkait dengan laporan peredaran kunci jawaban, Musliar mengatakan semuanya palsu dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Statement itu tampak janggal. Sebab Kemendikbud belum menganalisa kunci jawaban yang beredar di sejumlah daerah, seperti di Surabaya. Kemendikbud sudah menyimpulkan kunci jawaban yang beredar itu tidak cocok, karena tidak ada bukti soal ujian bocor.
Selain itu Kemendikbud juga merespon kejadian butir soal unas bahasa Indonesia yang menceritakan kisah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Kami menyatakan ini musibah. Tetapi musibah ini tidak ada unsur kesengajaan," katanya.
Musliar menceritakan bahwa soal unas 2013 itu ditetapkan antara Juli-Oktober 2013. Dia menuturkan pada periode itu, Jokowi belum resmi maju sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Musliar juga mengatakan tidak seluruh peserta unas kebagian soal yang berisi kisah Jokowi itu.
"Soal yang ada isi pak Jokowi itu hanya ada di paket P3. Dimana paket P3 ini tersebar di 18 provinsi yang rata-rata di Indonesia bagian timur," ujarnya. Selain itu hanya ada tiga dari 20 paket soal unas yang ada butir soal tentang Jokowi itu. Musliar mengatakan hanya ada sekitar 187 ribu siswa yang kebagian soal ujian tetang Jokowi itu.
Peningkatan laporan kecurangan unas juga disampaikan jajaran Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Sekjen FSGI Retno Listyarti mengatakan, peredaran kunci jawaban ujian memang berseliweran di unas tahun ini. "Ada trik khusus untuk menyebar kunci jawaban berdasarkan paket soal ujian," katanya kemarin.
Retno mengatakan ada sebelas laporan sindikat jual beli kunci jawaban unas. Diantaranya dilaporkan dari DKI Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.
Kemudian juga ada laporan tim sukses unas yang sudah memberikan kunci jawaban unas pukul 05.00 WIB kepada siswa. Laporan tim sukses unas yang menyimpang ini ada di Depok, Bekasi, Medan, Madiun, Jambi, Maluku Utara, dan Bima.
Modus baru yang terungkap adalah pembagian paket soal ujian kepada siswa tidak dilakukan secara acak. Tetapi diurut dari nomor paket terkecil. Upaya ini untuk memudahkan pemberian kunci jawaban kepada siswa sesuai dengan paket soal yang dia kerjakan. Kasus ini melibatkan panitia unas tingkat sekolah dan rayon. Modus ini dilaporkan muncul di DKI Jakarta, Medan, Bandung, Bekasi, dan Mataram.
Sementara itu, Mabes Polri mengklaim hingga kemarin belum mendapatkan laporan tindak pidana terkait dengan Unas. Baik berupa penipuan berkedok bocoran soal dan jawaban maupun praktik perjokian. "Bagi siswa atau orang tua siswa yang mendapati penipuan tersebut kami imbau untuk melapor," ujar Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombes Agus Rianto kemarin.
Beberapa hari sebelum pelaksanaan unas, Polri meminta para siswa dan orang tua untuk mewaspadai penipuan dengan kedok tersebut. Bareskrim telah menyiapkan teknologi untuk melacak para pelaku penipuan tersebut dalam hitungan menit. Jeratan hukum berupa UU Informasi dan Transaksi Elektronik maupun KUHP juga telah disiapkan.
Agus menuturkan, pelaksanaan unas tahun ini berlangsung relatif aman. "Anggota kami yang mengamankan ujian nasional SMA sebanyak 64 ribu personel," tuturnya. Menurut dia, siswa tidak perlu khawatir dengan pengamanan kepolisian di dalam area sekolah karena dilakukan secara tertutup. (wan/byu)