Hari Pertama Penerapan E-Toll, Belum Lincah Tempelkan Kartu
Waktu pertama kali menggunakan, Semy salah meletakkan kartu. Dia meletakkan di monitor. ”Dibolak-balik tidak bisa. Ternyata salah tempat,” katanya kemudian tertawa.
Selama perjalanan, pria yang tinggal di daerah Jakarta Timur itu menuturkan jika dia memiliki empat kartu e-tol. Dia memiliki banyak kartu karena berbagai kesalahan yang dilakukan.
Kartu kedua dimilikinya karena lupa membawa e-tol. Sementara kartu ketiga dan keempat dimilikinya lantaran saldo habis ketika masuk tol.
Karena tidak bisa top-up, akhirnya dia membeli kartu yang waktu itu masih seharga Rp 50 ribu. ”Saldonya Rp 40 ribu,” ujarnya. Kartu ketiga dimiliki karena hal serupa.
”Dulu ada petugas tol yang meminjami. Misal masuk tol Rp 9000, kita bayar Rp 10.000. Sisanya buat dia,” ucapnya.
Dia juga beberapa kali meminjamkan kartu e-tolnya kepada pengemudi di depannya karena saldo habis. ”Kalau pinjami kartu harus hati-hati. Bisa jadi kartu kita ditukar. Modus itu,” imbuhnya.
Perjalanan terus berlanjut. Jawa Pos juga melewati tiga tol lainnya untuk melihat situasi. Tiga tol tersebut adalah Tol Gerbang Kayu Besar, Tol Kamal 1, dan Tol Meruya Utama 1. Disetiap transaksi, rata-rata menghabiskan waktu tiga hingga lima detik di pintu tol.
Sementara itu di hari pertama penerapan e-money, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna memastikan bahwa seluruh gardu di semua gerbang tol sudah bisa melayanan transaksi nontunai.