Harmoko Ramah, Akbar Politikus Sejati, Agung Pernah Marah-marah, Marzuki Agamis
Akbar lengser, pimpinan dewan diisi Agung Laksono. Regar pun tetap dipercaya menjadi staf protokoler ketua DPR. Menurut Regar, Agung merupakan sosok ketua DPR yang humble. Selain mudah bergaul dengan siapa saja, Agung merupakan pribadi yang sederhana. Politikus Golkar itu merupakan tipe pimpinan yang percaya kepada protokoler. Semua arahan dan petunjuk yang diberikan protokoler dituruti. ’’Ya, pokoknya nurut saja,’’ ucapnya.
Tetapi, sesabar-sabarnya Agung, ternyata dia pernah marah juga. Hal itu terjadi saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kenegaraan di gedung DPR. Sebelum penyampaian pidato, seharusnya ada prosesi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Namun, ketika itu petugas lupa.
’’Akhirnya, kami dikumpulkan dan dimarahi habis-habisan. Besoknya, DPR mengirimkan surat permintaan maaf kepada presiden,’’ jelasnya.
Untuk hobi, Regar menjelaskan, hobi Agung berbeda dengan ketua DPR yang lain. Dia merupakan politikus yang hobi menyanyi. Dalam setiap acara yang menggelar live music, Agung selalu menyumbangkan suara. ’’Bapak tidak sungkan jika ditawari menyanyi,’’ tuturnya.
Pada periode 2009–2014, jabatan ketua DPR beralih ke politikus Partai Demokrat Marzuki Alie. Di antara seluruh ketua DPR yang pernah dilayani Regar, Marzuki merupakan sosok yang paling agamis. Hal itu terlihat ketika pimpinan DPR menggelar rapat di ruangan Marzuki. Ketika mendengar azan, Marzuki langsung menskors rapat dan bergegas mengambil air wudu untuk salat.
Saat menjabat ketua DPR, Marzuki juga dikenal doyan olahraga. Setiap Jumat, pria asal Palembang itu selalu menyempatkan diri untuk bermain futsal dengan karyawan DPR. Nah, setelah bermain futsal, Marzuki melanjutkan dengan bermain bulu tangkis. ’’Jadi, setiap Jumat seluruh karyawan diajak berolahraga. Biar fresh selalu,’’ ungkapnya.
Sebagai atasan, menurut Regar, Marzuki sangat perhatian. Setelah berolahraga, karyawan diajak makan bersama di ruang pimpinan. Mulai staf sampai pamdal, semua makan di satu meja dengan masakan yang sama. Dalam acara tersebut, biasanya Marzuki bertanya kepada satu per satu karyawan soal keluhan mereka.
’’Kami merasa diperhatikan,’’ kata Regar.