Haruna Soemitro
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Inilah asyiknya sepak bola Indonesia. Prestasi boleh sepi, tetapi konfliknya tetap ramai.
Beberapa hari ini tagar ‘’Haruna Out’’ menjadi trending topic. Netizen marah dan menggeruduk Haruna Soemitro, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang juga direktur Madura United, anggota Liga 1 PSSI. Mereka mendesak Haruna out dari Exco.
Haruna bikin heboh setelah dalam sebuah wawancara siniar (podcast) di kanal JPNN.com mengkritik pelatih timnas Indonesia asal Korea Selatan, Shin Tae Yong (STY). Haruna menyindir STY gagal karena tidak berhasil membawa Indonesia juara Piala AFF.
Seorang pelatih, kata Haruna harus memberikan hasil, bukan proses. Sama seperti Luis Milla, pelatih sebelumnya. Publik menganggapnya bagus, tetapi tidak bisa memberi gelar juara.
Akhirnya Milla out. Haruna menyindir STY. Kalau tidak bisa memberi juara, ya harus out. STY tersinggung oleh sindiran ini. Konflik Haruna-STY ini bisa jadi berbuntut panjang dan serius.
Netizen ribut. Internal PSSI pun ikut ribut. Haruna--yang nota bene orang dalam--malah melempar bom di kamarnya sendiri. Rangkap jabatan sebagai direktur klub Liga 1 dan anggota Exco sangat mungkin menimbulkan conflict of interest.
Tidak perlu kaget. Rangkap jabatan seperti ini hal yang lazim di PSSI. Di negara lain hal ini tabu, tetapi di Indonesia menjadi praktik yang biasa. Rata-rata pengurus teras PSSI dan anggota Exco punya klub, atau mengelola klub.
Bukan hanya satu klub yang dikelola, tetapi bisa dua atau tiga klub, dan bahkan lebih.