Hasil KTT G-20, AS dan Eropa Beda Sikap
Senin, 17 November 2008 – 13:15 WIB
Melalui kesepakatan sepanjang 3.600 kata dalam lima halaman, para kepala negara dari tujuh negara maju (G-7) dan 13 perwakilan negara berkembang sepakat mendukung sejumlah langkah stimulasi ekonomi. Termasuk pemotongan suku bunga oleh bank sentral di seluruh dunia serta berbagai paket stimulus ekonomi yang menjanjikan.
Mereka juga setuju untuk tidak meningkatkan rintangan perdagangan selama 12 bulan ke depan. Dan berjanji akan menghasilkan resolusi pada putaran pembicaraan perdagangan Doha, yang dimulai 2001, untuk membantu meliberalisasikan kebijakan perdagangan internasional. Kesepakatan G-20 juga mendesak para menteri keuangan menciptakan badan supervisi untuk institusi keuangan besar yang melakukan bisnis di seluruh dunia.
Tidak semua delegasi menyatakan puas atas hasil yang dicapai dalam KTT G-20. Meskipun, tuan rumah Presiden AS George W. Bush, yang masa jabatannya segera berakhir, mengklaim KTT G-20 ’’sangat produktif’’. ’’Ini merupakan langkah pertama yang sangat krusial. Dengan kata lain, ini merupakan awal serangkaian pertemuan,’’ kata Bush.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang mendesak Bush mengadakan KTT, mengakui cukup sulit untuk mencapai kesepakatan terhadap apa yang harus segera dilakukan guna mengatasi krisis. Apalagi, negara-negara Eropa memiliki beberapa perbedaan prinsip dengan AS dalam memandang penyebab krisis. ’’Saya sahabat AS. Namun, jika Anda bertanya apakah itu mudah, No, itu tidak mudah,’’ ujar kepala negara yang gemar bergaya spontan itu setelah KTT. Dia mengakui, ada beberapa perbedaan dengan rekannya di AS. ’’Saya merasa penerbangan ke Washington kali ini bukan sebuah perjalanan untuk bersenang-senang,’’ tambahnya.
Sarkozy dan beberapa pemimpin Eropa menginginkan kontrol pemerintah ditingkatkan, bahkan melampaui batas-batas internasional, untuk mengawasi pemberian kredit dan investasi. Namun, gagasan itu ditentang Bush yang keras kepala mencegah campur tangan lebih jauh pemerintah terhadap pasar finansial.
Presiden SBY dalam jumpa pers setelah KTT menegaskan, memang jangan berharap banyak bahwa pertemuan puncak seperti itu bisa menyelesaikan semua masalah dengan cepat. Namun, pertemuan puncak seperti itu, lanjut presiden, tetap dibutuhkan. Apalagi, para kepala negara sepakat untuk bekerja lebih erat lagi dalam menyelesaikan krisis ini. Sebab, perekonomian negara-negara, dalam sistem ekonomi global seperti saat ini, juga bergantung kepada negara lain. ’’Karena itu, upaya yang dilakukan negara masing-masing dan upaya regional serta global tetap penting untuk mencari jalan keluar krisis keuangan yang terjadi sekarang ini,’’ tuturnya.