Hasil KTT G-20, AS dan Eropa Beda Sikap
Senin, 17 November 2008 – 13:15 WIB
Penilaian lebih pesimistis terhadap hasil KTT G-20 datang dari kalangan akademisi. Simon Johnson, ekonom dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan mantan kepala ekonom IMF, mengatakan bahwa KTT G-20 gagal menemukan solusi mendasar untuk mengatasi krisis. ’’Jika untuk mendapat kesepakatan sesederhana itu, mereka tidak perlu bertemu dan mengadakan KTT,’’ ujarnya jengkel. ’’Satu-satunya yang baru dari KTT ini adalah ini pertemuan G-20, bukan G-7 lagi,’’ sindirnya.
Beberapa pengamat sempat berharap agar pertemuan tersebut seperti ’’Bretton Woods II’’. Yakni, sebuah pertemuan yang juga membahas perekonomian global pada Juli 1944. Bretton Woods saat itu menghasilkan sistem pengelolaan moneter yang disepakati 44 negara untuk memperbaiki perekonomian setelah Perang Dunia Kedua.
Pemimpin 20 negara sepakat akan bertemu kembali pada 30 April 2009 guna mengevaluasi perkembangan atas prakarsa yang mereka sepakati kemarin. Tanggal itu juga dipilih karena tepat 101 hari setelah presiden terpilih AS Barack Hussein Obama dilantik. Presiden Prancis Nicolas Sarcozy mengusulkan, KTT lanjutan itu diadakan di London, Inggris.
Pada KTT kemarin, Barrack Obama tidak dapat hadir dan mengirim mantan Menteri Luar Negeri Madeleine Albright dan mantan anggota kongres dari Partai Republik di Iowa, Jim Leach. ’’Hanya ada satu presiden saat ini. Jadi, presiden terpilih meminta kami mewakilinya untuk menerima pandangan penting dari G-20,’’ ujar Albright dan Leach dalam penyataannya.
’’Kami juga menyampaikan keinginan Obama untuk terus bekerja sama menghadapi tantangan global setelah dirinya dilantik pada Januari mendatang,’’ sambungnya.
Perdana Menteri Inggris Gordon Brown yakin bahwa Obama tidak akan menghancurkan kesepakatan yang dihasilkan pada pertemuan kali ini. ’’Apa yang kami putuskan hari ini – menggunakan langkah fiskal untuk memberikan stimulus perekonomian dan disepakati seluruh negara– sejalan dengan apa yang akan Obama lakukan,’’ ujar Brown.