Hasil Rakor Menpora: Penyelenggara Diminta Lebih Kreatif Jika Ingin Menggulirkan Liga 1
“Karena sekarang situasi dalam keadaan extra-ordinary, bukan situasi biasa-biasa saja. Cara-cara itu dengan bermodalkan kemampuan kita mengelola satu kegiatan turnamen pramusim yang sukses saya kira ini modal dan bisa kita jadikan sebagai landasan awal kita untuk melaksanakan ini,” harapnya.
Di samping itu, Olimpiade Tokyo 2020 juga bisa dijadikan contoh untuk penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2. Padahal ajang olahraga terbesar di dunia itu diikuti ribuan peserta dari berbagai Negara.
Namun dengan menerapkan sistem bubble kegiatan tersebut dinilai sukses. Di sisi lain, peserta kompetisi liga jumlahnya jauh di bawah olimpiade tersebut.
“Tentu ini menjadi bahan buat kita semua, karena hadir BNPB, Polri itu menjadi kajian dan menjadi bahan untuk kita merumuskan apa yang harus kita lakukan,” pungkasnya.
Hadir dalam rapat ini, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Waketum PSSI, Iwan Budianto dan Sekjen PSSI Yunus Nusi.
Hadir pula Kepala Biro Pembinaan dan Operasional Staf Operasi (Karobinops Sops) Polri, Brigjen Pol Roma Hutajulu dan Plt. Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo.
Sementara itu, sejumlah pejabat Kemenpora juga turut hadir, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Staf Khusus Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Mahfudin Nigara, dan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Chandra Bhakti.
Saat membuka rapat, Menpora Amali mengungkapkan rapat ini dengan agenda mendengarkan paparan dari PSSI dan PT LIB selaku penyelenggara kompetisi terkait sistem penyelenggaraan mengingat masih dalam situasi pandemi.